Jakarta, Gatra.com - Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI), Kementerian Perindustrian, Ngakan Timur Antara mengatakan, sektor industri akan tetap menjadi basis ekonomi Indonesia ke depan. Menurutnya, kontribusi sektor industri terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dengan persentase 19,5%, masih tetap lebih besar dari sektor lain.
"Kalau kita ingin meningkatkan economic growth kita, maka yang mempunyai kue terbesar itu yang harus kita dorong," katanya di Kemenperin, Jakarta, Selasa (29/10).
Ia menambahkan, industri juga merupakan salah satu sektor yang menyerap tenaga kerja paling besar. Dari total 133 juta tenaga kerja, 14,3% atau sekitar 18 juta tenaga kerja diserap sektor industri.
"Kemudian juga anak-anak yang baru sekitar dua juta orang yang turun ke pasar setiap tahun. Itu harus diberikan lapangan pekerjaan dan industri yang mampu memberikan itu," ujarnya.
Setiap tahun, sektor industri membutuhkan sekitar 600 ribu tenaga kerja baru. Sayangnya, dari jutaan tenaga kerja, hanya sebagian kecil yang memenuhi persyaratan industri. Oleh karena itu, menurut Ngakan, pemerintah harus terus memberikan beragam pelatihan industri untuk meningkatkan kompetensi SDM. Bahkan, beberapa program link and match antara tenaga kerja dan industri ditargetkan memperkecil selisih jumlah tenaga kerja dan lapangan pekerjaan.
"Terkadang link and match-nya itu enggak kena. Kita butuh, kita kurang, orangnya banyak tidak dapat pekerjaan. Nah ini kan link and match yang terus kita kembangkan justru untuk memperkecil gap itu," pungkasnya.