Beirut, Gatra.com - Seorang penasihat dari Pasukan Demokratik Suriah (SDF) mengatakan temuan celana dalam pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi diambil lalu diuji DNA untuk membuktikan identitas sebelum pasukan Amerika Serikat melakukan penyerbuan ke persembunyiannya. 

“Celana dalam itu diambil oleh informan yang melakukan penyamaran,” kata Penasihat senior SDF, Polat Can.

Can merinci di Twittee tentang bagaimana kerja intelijen SDF dalam membantu menemukan Baghdadi yang kematiannya diumumkan Presiden AS Donald Trump pada hari Minggu (27/10).

"Informan kami yang mampu mencapai al-Baghdadi membawa pakaian dalamnya untuk melakukan tes DNA dan memastikan (100%) bahwa orang yang dimaksud adalah al-Baghdadi sendiri," kata Can dilansir Reuters, Selasa (29/10).

Can menambahkan SDF bersama dengan CIA telah bekerja sejak 15 Mei lalu untuk melacak keberadaan Baghdadi. Mereka berhasil mengkonfirmasi bahwa Baghdadi telah pindah dari wilayah timur Suriah, Deir al-Zor menuju ke Idlib, lokasi dimana ia tewas.

Can juga mengungkapkan bahwa ketika operasi penyerbuan itu terjadi Baghdadi akan pindah ke kota Jarablus, Suriah.

"Semua intelijen dan akses yang mengarah ke Baghdadi serta identifikasi keberadaanya, adalah hasil dari pekerjaan kami sendiri. Sumber intelijen kami terlibat dalam pengiriman koordinat, mengarahkan airdrop, ikut serta dalam dan membuat operasi sukses hingga menit terakhir," kata Can.