Jakarta, Gatra.com - Uni Eropa memberi sinyal akan menunda Brexit selama tiga bulan hingga akhir Januari 2020. Sejumlah sumber mengatakan rencana tersebut akan dibahas dalam pertemuan yang digelar hari ini, Senin waktu setempat, atau Selasa (29/10).
Dikutip Reuters, para duta besar negara anggota akan bertemu untuk membahas rencana perpanjangan yang diusulkan hingga 31 Januari. Pembahasan ini digelar hanya beberapa hari menjelang tenggat waktu Brexit 31 Oktober 2019.
Meski, tidak menutup kemungkinan perpanjangan waktu hanya sampai 30 November atau 31 Desember jika Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mendapatkan kesepakatan dengan parlemen.
""Kami tidak akan membiarkan kelumpuhan ini berlanjut dan dengan satu atau lain cara, kami harus melanjutkan langsung ke pemilihan, rumah ini tidak bisa lagi menyandera negara ini," kata Johnson kepada Parlemen Inggris.
Untuk memperoleh dukungan mayoritas di Parlemen, Johnson membutuhkan dukungan dari partai-partai oposisi seperti Partai Nasional Skotlandia (SNP) dan Demokrat Liberal.
Parlemen Inggris akan melakukan pemungutan suara pada Senin sore atas rencana Johnson untuk menggelar pemilihan umum pada 12 Desember. Johnson menegaskan akan menggelar pemilihan umum lebih cepat dengan harapan dapat memecah kebuntuan proses Brexit.
Dalam rapat terakhir, sebagian besar negara Uni Eropa seperti Jerman dan Irlandia mendukung penundaan Brexit hingga 31 Januari mendatang. Namun, Prancis meminta jangka waktu penundaan dipercepat.
"Kami memiliki banyak kesepakatan baru, dan sudah waktunya bagi pemilih untuk memiliki kesempatan untuk mengumumkan kesepakatan itu, dan untuk mengganti parlemen yang tidak berfungsi ini dengan parlemen baru yang dapat membuat Brexit selesai sehingga negara dapat melanjutkan,” kata Johnson.
Penundaan ini sekaligus yang ketiga kalinya, sebelumnya untuk keluar dari zona Uni Eropa, Inggris telah menunda dua kali - dari 29 Maret dan 12 April - setelah pendahulu Johnson, Theresa May, gagal tiga kali untuk membuat perjanjiannya yang disahkan oleh parlemen.
Dalam sepucuk surat kepada Presiden Dewan Eropa Donald Tusk, Johnson enggan menerima penundaan yang disepakati di Brussels, ia mengatakan bahwa tidak punya pilihan berdasarkan hukum Inggris.
"Perpanjangan yang tidak diinginkan dari keanggotaan Inggris di UE ini merusak demokrasi kita," katanya.
"Saya juga mendesak negara-negara anggota UE untuk menjelaskan bahwa perpanjangan lebih lanjut setelah 31 Januari tidak mungkin. Ini banyak waktu untuk meratifikasi kesepakatan kami," tambahnya.
Meski, jika tidak ada negara Uni Eropa yang keberatan dalam waktu 24 jam - pada hari Selasa sore - penundaan akan diadopsi secara resmi.