Jakarta, Gatra.com - Mantan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Chappy Hakim, meluncurkan buku berjudul "Freeport: Catatan Pribadi Chappy Hakim." Ia menulis buku tersebut untuk meningkatkan citra Indonesia sebagai negara yang "ramah investor."

"Tujuannya sederhana yaitu membantu pemerintah dalam konteks mengantar negeri ini menjadi negeri yang ramah investor. Berkali-kali Presiden Jokowi mengatakan, tolong dibenahi regulasi yang menghambat investasi," katanya saat sesi pembukaan acara peluncuran buku tersebut di Auditorium Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Jakarta Pusat, Senin (28/10).

Menurut dia, Indonesia belum menjadi negara yang ramah terhadap investor, hal itu bisa dilihat dari sudut pandang masyarakat yang masih kerap memandang Freeport dan pihak investor sebagai musuh utama masyarakat (The Number One Public Enemy) dan juga keengganan Investor yang lari dari Tiongkok untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

"Kita teriak-teriak menginginkan investor tapi tampilan kita sebenarnya belum ramah investor dan belum investor friendly," ujarnya.

Oleh sebab itu, pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Udara tersebut menuangkan pengalaman pribadinya selama dua tahun baik sebagai penasihat senior maupun presiden direktur PT Freeport Indonesia guna berkontribusi dalam meningkatkan citra "ramah investor" bagi kemakmuran Indonesia.

"Mungkin saja pengalaman-pengalaman data dan fakta yang saya peroleh selama keberadaan saya di PT Freeport ini bisa memberikan pelajaran ke depan bagaimana seharusnya kita mengemas diri sendiri agar negeri ini menjadi investor friendly [ramah investor]," ujarnya.

Selain Chappy Hakim, hadir pula Jaya Suprana, Pendiri Museum Rekor Indonesia (MURI); Advokat Senior, Gayus Lumbuun; dan Wartawan Senior Harian Kompas, Ninok Leksono sebagai pembicara.

Reporter: ARH