Padang, Gatra.com - Pascakerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua meninggalkan luka yang mendalam bagi masyarakat Sumatra Barat (Sumbar). Apalagi, akibat kerusuhan itu merenggut delapan nyawa warga Ranah Minang.
Kendati begitu, perantau asal Sumbar yang kembali ke kampung halamannya, tidak surut langkah untuk mencari penghidupan di Papua. Pemerintah Provinsi Sumbar juga tidak melarang warganya yang ingin pulang ke Wamena, untuk melanjutkan kehidupan yang baru.
"Hingga kini kami menerima laporan kalau di Wamena kondisinya masih belum kondusif seratus persen. Bila sudah kondusif, kita persilahkan mereka kembali ke sana," kata Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit, Senin (28/10) di Padang.
Lebih lanjut Nasrul menyampaikan, apabila sudah dirasa sudah aman, Pemprov Sumbar akan mempersilahkan warganya yang hendak kembali mengadu nasib ke Wamena. Apalagi, perputaran ekonomi di Wamena dinilai cukup bagus bagi perantau Minang.
Sementara di sisi lain, ia mengimbau pemerintah kabupaten dan kota untuk mempermudah urusan bagi perantau yang ingin menetap di Sumbar. Salah satunya melakukan pendataan, agar jelas jumlah perantau yang kembali dari Papua untuk dibantu.
Dengan demikian, Nasrul meminta perangkat desa hingga kecamatan agar sesegera mungkin melakukan pendataan ulang. Mulai jumlah jiwa dan jumlah ruko atau rumah yang terbakar. Agar, seluruh sumbangan yang masih ada dapat disalurkan.
Berdasarkan informasi yang diterima Gatra.com, data terakhir sebanyak 860 orang perantau telah berada di Sumbar. Pasalnya, terkait dana sumbangan yang terkumpul dari donasi Sumbar Peduli Sesama telah melebihi Rp6 miliar. Meskipun sudah ditutup, hingga saat ini sumbangan dari para donatur masih mengalir.
"Kita tunggu data validnya. Jangan dipersulit lagi perantau kita dari Wamena ini. Mereka sudah ditimpa musibah. Saya ingin semua cepat selesai. Nanti kita bagi uang yang ada, tapi tentu tidak sama rata. Sampai saat ini donasi masih kita terima, pungkas Nasrul.