Jakarta, Gatra.com - Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia menandatangani empat nota kesepahaman (MoU) dengan Kementerian Luar Negeri Maroko di Gedung Pancasila Kemlu (28/10). Salah satu dari empat MoU yang ditandatangani berisi kerja sama dalam urusan pembarantasan terorisme.
Selain dihadiri oleh dua Menteri Luar Negeri dari masing-masing negara, Menlu Retno Marsudi dan Menlu Nasser Bourita dari Maroko, acara penandatanganan MoU juga dihadiri Kepala BNPT Suhardi Alius yang juga turut menandatangani MoU antarnegara tersebut.
"Banyak hal yang akan kita kerja samakan khususnya intelligence sharing. Kemudian program pencegahan maupun penindakan yang bisa kita kerja samakan dengan pemerintah Maroko," ujar Suhardi.
Suhardi menuturkan, bentuk kerja sama terkait hal tersebut ialah kedua negara sepakat untuk saling bertukar informasi intelijen di ranah pencucian uang dan pendanaan terorisme.
"Yang kita tahu mereka [Maroko] cukup banyak permasalahan yang dialami berkaitan radikalisme dan terorisme. Nanti kita juga akan bertukar informasi mengenai program kontraterorisme seperti apa yang dijalankan di Indonesia dan Maroko," tambahnya.
Sementara itu, Bourita menilai kesepakatan kontraterorisme ini menjadi awal yang baik untuk kerja sama Indonesia dan Maroko di masa mendatang.
"Dalam hal ini, terutama terkait perlawanan terhadap radikalisme dan penanggulangan terorisme, dua MoU yang sudah kami tandatangani akan menjadi awal yang sangat baik bagi kerja sama intensif," ujarnya.
Selain itu, Kemlu RI dan Maroko juga menandatangi tiga MoU lainnya, yang mencakup bidang perekonomian seperti bidang kelautan dan perikanan; bidang industri manufaktur; dan bidang keuangan.