Jayapura, Gatra.com– Akhirnya, ikon baru Kota Jayapura yakni Jembatan Youtefa diresmikan Presiden Joko Widodo.
Nama jembatan itu sebelum diresmikan banyak julukannya. Ada yang menyebut sebagai Jembatan Merah Jokowi, ada juga Jembatan Papua Bangkit atau Jembatan Holtekamp, ada pula yang menyebutkan Jembatan Merah Putih Youtefa dan sejumlah nama lainnya.
Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano mengakui ada lebih dari 5 nama yang diusulkan terkait jembatan penghubung Kota Jayapura dan daerah perbatasan negara Indonesia dan Papua Nugini di Distrik Muara Tami.
Kata Benhur, Pemkot Jayapura mengusulkan nama jembatan itu sebagai Jembatan Youtefa, sesuai kesepakatan tetua adat masyarakat setempat. Terlebih, jembatan tersebut membentang di Teluk Youtefa yang didiami oleh kampung tertua di Kota Jayapura yakni Kampung Enggros dan Tobati.
“Jika Presiden memilih nama jembatan ini adalah Jembatan Youtefa. Ini sesuai dengan kemauan kami dan masyarakat Kota Jayapura, serta nama sesuai pilihan Bapak Presiden,” ujarnya.
Presiden Joko Widodo sebelum meresmikan Jembatan Youtefa menyebutkan, kehadirannya ke Papua, bukan hanya untuk meresmikan jembatan.
“Hal yang terpenting adalah, saya memastikan bahwa pembangunan di Papua tetap berjalan. Papua itu tetap dibangun dan tak terlupakan,” katanya, sebelum meresmikan Jembatan Youtefa, Senin (28/10).
Jokowi mengakui selama pemerintahannya terlihat ketimpangan dari wilayah bagian barat dan timur. Oleh sebab itu, dirinya mendorong pembangunan infrastruktur di wilayah timur agar ada percepatan pembangunan.
Lanjut Jokowi, percepatan pembangunan bertujuan untuk mempersatukan bangsa, termasuk pada pembangunan jembatan akan mempermudah perkembangan ekonomi masyarakat dan mempersingkat jarak tempuh dari Kota Jayapura ke Distrik Muara Tami.
“Jembatan Youtefa telah menjadi ikon baru Kota Jayapura dan menjadi sarana untuk PON 2020 mendatang, untuk venue pertandingan dayung,” ujarnya.
Bentangan Jembatan Youtefa sepanjang 732 meter menghabiskan Rp1,8 triliun dalam pengerjaannya. Jembatan ini dibangun sejak 2015 dan baru hari ini diresmikan oleh Presiden Jokowi.
Kepala Balai Besar Pembangunan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah XVII Papua, Oesman Marbun menyebutkan jematan ini bukti sinergitas antara pemerintah pusat, kementerian PUPR, Pemkot Jayapura dan Pemprov Papua dalam pembangunan.
“Jembatan ini memperpendek jarak tempuh ke daerah Koya atau daerah perbatasan, dari sebelumnya dalam perjalanan 2 jam, dengan adanya jembatan itu hanya ditempuh sekitar 30 menit,” ujarnya.
Reporter : Khatarina Lita
Editor: Bernadetta Febriana