Washington, D.C, Gatra.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memastikan pemimpin kelompok yang menyebut diri sebagai Negara Islam atau ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi, tewas dalam operasi militer yang dilakukan pasukan khusus AS.
Trump menyebut Abu Bakar tewas dengan "merintih dan menangis" dalam serangan di kawasan barat laut Suriah. Kematian Abu Bakar diumumkan pada hari Minggu kemarin, seperti dilansir Reuters Senin (28/10).
Presiden Trump menjelaskan, pada sebuah siaran televisi di Gedung Putih, bahwa Baghdadi tewas dengan meledakkan rompi bunuh diri setelah usahanya untuk melarikan diri gagal, dan terpojok di terowongan buntu ketika pasukan AS mendekat.
"Dia diidentifikasi secara positif oleh tes DNA 15 menit kemudian," kata Trump.
"Dia adalah orang yang sakit dan bejat dan sekarang dia telah pergi," ujar Trump. Trump memastikan telah menangkap atau membunuh Baghdadi yang selama ini menjadi prioritas keamanan nasional utama pemerintah AS.
Beberapa jam kemudian, milisi YPG Kurdi Suriah yang merupakan koalisi AS dalam berperang melawan Negara Islam mengatakan bahwa juru bicara ISIS Abu al-Hassan al-Muhajir, yang dikatakan sebagai tangan kanan Baghdadi, juga tewas dalam serangan gabungan terpisah oleh pasukan Kurdi dan pasukan AS di Suriah utara.
Kematian Baghdadi merupakan pukulan telak bagi ISIS, yang selama ini masih sibuk mencari pengganti pemimpin mereka. Baghdadi telah lama menjadi buronan AS semenjak mengendalikan sebagian besar wilayah Suriah dan Irak serta menyatakan kekhalifahan. AS bahkan menawarkan hadiah sebesar US$25 juta bagi siapapun yang berhasil menangkapnya.
Negara Islam selama dua dekade terakhir telah melakukan kekejaman terhadap minoritas agama dan serangan teror di lima benua yang mengatasnamakan Islam.
"Baghdadi mencapai ujung terowongan ketika anjing-anjing kami mengejarnya. Dia menyalakan rompinya, membunuh dirinya sendiri dan ketiga anaknya. Dia meninggal. Merintih, menangis, dan menjerit," kata Trump.