Siak, Gatra.com - Kalau ditengok dari luar pagar, Komplek Bakti Praja di kawasan jalan Raja Kecik Siak, Siak Sri Indrapura, ibukota Kabupaten Siak itu selalu kelihatan bersih, rapi dan asri.
Maklum, di komplek itulah para pejabat tinggi Kabupaten Siak kebagian rumah dinas. Mulai dari Bupati, Wakil Bupati, Sekda dan pimpinan DPRD Siak, bermukim di sana.
Tapi siapa sangka kalau sejumlah rumah dinas itu ternyata punya cerita tak mengenakkan dan bahkan bisa disebut mengerikan.
Azmi misalnya. Ketua DPRD Siak ini tak pernah menyangka kalau rumah dinas yang bakal dia tempati ternyata dijejali ragam ular. Warnanya belang-belang, hitam putih. Seorang pekerja malah sudah kena patok.
"Lantaran rumah sedang direhab, sementara sejumlah pekerja tinggal di sana. Salah seorang pekerja jadi korban. Dia langsung pulang ke kampungnya di Dumai setelah kakinya bengkak dipatuk ular itu," cerita Azmi kepada Gatra.com, di Siak, Senin (28/10).
Ihwal munculnya ular-ular di rumah dinas itu kata Azmi sekitar awal bulan ini. Pekerja menengok ada empat ekor ular masuk ke rumah.
Spontan saja para pekerja itu menangkap dan memasukkannya ke dalam lemari yang ada di rumah itu. "Kejadiannya malam. Dua berhasil ditangkap, sisanya hilang begitu saja. Paginya ular itu dibuang. Pengakuan pekerja, panjang ular itu sekitar 2 meter," terang Azmi.
Setelah di buang jauh dari rumah, ternyata malamnya ular itu muncul lagi. Ini ketahuan setelah ular mematuk salah seorang pekerja tadi.
"Waktu itu si pekerja mau buang air kecil ke kamar mandi belakang. Entah lantaran terinjak atau gimanalah, kaki sebelah kanannya dipatok," kata Azmi.
Setelah seorang pekerja jadi korban, paginya muncul dua ekor ular dari bawah kolong tempat tidur pekerja. Kemudian ada juga dua ekor di garasi rumah.
"Ular-ular itu tak sempat ditangkap lantaran pekerja keburu lari. Pengakuan mereka, warna ular itu ada yang belang-belang, hitam-putih. Entah jenis ular apalah itu," katanya.
Azmi kemudian menduga kalau ular-ular itu muncul dari kolong rumah. Sebab kebetulan, struktur rumah dinas itu rumah panggung yang menjadi ciri khas budaya Melayu tempo dulu.
Biar tak ada lagi korban, Azmi berencana memanggil pawang ular. "Rencananya begitu. Soalnya rumah sudah selesai direhab sekitar Desember ini," katanya.
Cerita ular tadi rupanya bukan lagi hal baru. Ini setelah Wakil Ketua DPRD Siak periode 2014-2019, Sutarno buka mulut.
Tahun lalu, dia sempat menengok dua ekor ular masuk ke dalan rumah dinasnya. "Saya bunuh kedua ular itu. Soalnya sudah dua kali sempat masuk garasi. Ularnya sejenis ular sawah, panjangnya lumayanlah," ujar Sutarno.
Reporter: Sahril Ramadana