Home Gaya Hidup Langkah Atasi Anak Kecanduan Gawai

Langkah Atasi Anak Kecanduan Gawai

Jakarta, Gatra.com - Head of Psychology Services Departement Ruang Tumbuh, Irma Gustiana, mengatakan, ada beberapa langkah untuk mengatasi anak yang mengalami tantrum dan kecanduan bermain gawai.

"Bagaimana cara mengatasi anak yang tantrum dan mengurangin kecanduan, kita harus menandai dulu anak kita kecanduan atau tidak," kata Irma dalam acara "Baby Fair 2019" di Kuningan City, Jakarta, Minggu (27/10).

Adapun ciri-ciri atau tanda-tanda anak kecanduan bermain gawai di antaranya setiap hari maunya hanya main gawai dan tidak mau diajak main keluar rumah. "Jadi sehari-hari maunya main gadget [gawai], itu sudah dipastikan anak kecanduan gadget [gawai]," ungkap Irma.

Menurutnya, jika anak sudah mengalami gangguan kejiwaan karena penggunaan gawai, berarti harus direhabilitasi secara mental. Proses rehabilitasi ini biasanya tidak hanya terkait sikologis, akan tetapi medikasi, karena jika sudah ediksi berarti semua fungsi saraf sudah sangat terganggu dan harus dicoba dengan bantuan medikasi oral.

"Cara Itu biasanya harus bekerja sama dengan psikiater. Satu lagi juga dari sisi spritual. Nah, itu juga dibantu dari sisi sikologis, kemudian biologis, secara dari segi medis dan juga dari sisi spritualnya harus dibantu supaya mengembalikan anak ke fungsi normal sebagai seorang individu," katanya.

Irma mengingatkan para orang tua agar mengantisipasi dampak negatif atau buruk penggunaan gawai oleh anak agar tidak tidak mengganggu tumbuh kembang mereka. Konten yang diakses harus sesuai dengan usia anak.

"Yang harus juga dipahami oleh orang tua ketika memberikan gawai itu, berarti terkait dengan apa yang boleh dilihat anak. Nah, jadi pastikan sebelum memberikan anak gadget [gawai] kita tahu dulu, seperti nonton youtube dengan konten apa nih? Pendidikan kah? Yang berbau edukasi? Itu kita harus melihatnya lebih dulu sehingga bisa meminimalisir dampak negatif terhadap anak," kata Irma.

Menurutnya, kebanyakan anak-anak jika dilarang untuk bermain gawai, pada umunya bisa menyebabkan mereka menjadi tantrum. Tantrum adalah ungkapan kekesalan seorang anak. Jika marah, mereka tidak bisa mengekpresikan kekesalannya. Biasanya, mereka akan mengekpresikan dalam bentuk perilaku negatif, seperti berteriak-teriak, marah-marah, dan lain sebagianya.

Ia menganjurkan orang tua supaya tidak terlalu egois terhadap anak, yakni memberikan fasilitas bermain gawai yang tidak menimbulkan dampak negatif. Jika ingin memberikan gawai kepada anak, orang tua juga harus selalu mendampingi untuk menimilasir aspek-aspek negatif. Kemudian, mengenali batas usia anak sudah diperbolehkan untuk bermain gawai atau tidak.

Reporter : SAR

674