Washington D.C, Gatra.com - Pemerintah AS mengakhiri tahun fiskal 2019 dengan defisit anggaran terbesar dalam tujuh tahun karena kenaikan penerimaan pajak, tidak diimbangi oleh pengeluaran yang lebih tinggi dan pembayaran layanan utang yang meningkat.
Keterangan tersebut dikeluarkan Departemen Keuangan AS pada hari Jumat (25/10) dilansir Reuters.
Pembengkakan defisit selama empat tahun berturut-turut tersebut merupakan pertama kalinya sejak awal 1980-an. Angka-angka itu mencerminkan tahun anggaran penuh kedua di bawah Presiden AS Donald Trump, seorang Republikan, dan datang pada saat negara itu kini memiliki basis pajak yang berkembang dengan pertumbuhan ekonomi moderat dan tingkat pengangguran mendekati level terendah 50 tahun.
Defisit anggaran AS melebar menjadi US$984 miliar, yang merupakan 4,6% dari produk domestik bruto negara. Defisit tahun fiskal sebelumnya adalah US$779 miliar, dengan rasio defisit terhadap PDB sebesar 3,8%. Total penerimaan meningkat sebesar 4% menjadi US$ 3,5 triliun tetapi pengeluaran naik sebesar 8,2% menjadi US$4,4 triliun.
"Orang Amerika dari semua lapisan masyarakat bangkit kembali berkat kebijakan pro-pertumbuhan yang diberlakukan oleh pemerintahan ini," kata Direktur Pelaksana Kantor Manajemen dan Anggaran, Russ Vought dalam sebuah pernyataan resmi.
Defisit mencapai puncaknya US$1,4 triliun pada tahun 2009 ketika pemerintahan Obama dan Kongres mengambil langkah-langkah darurat untuk menopang sistem perbankan negara selama krisis keuangan global dan memberikan stimulus kepada ekonomi dalam resesi.
Defisit anggaran tahunan telah dikurangi menjadi US$585 miliar pada akhir masa jabatan kedua mantan Presiden Barack Obama pada tahun 2016. Partai Republik di Kongres selama waktu itu mengkritik Obama, seorang Demokrat, karena tidak mengurangi defisit anggaran lebih lanjut.
Sejak itu, defisit anggaran melonjak karena perbaikan sistem pemangkasan pajak Partai Republik, yang dalam jangka pendek mengurangi pendapatan, dan adanya peningkatan pengeluaran militer. Pada akhir tahun fiskal 2019, pembayaran pajak perusahaan naik 5%. Bea cukai, yang telah didorong oleh administrasi Trump melalui penerapan tarif pada Cina dan lainnya, naik 70% secara tahun-ke-tahun (YoY) ke rekor tertinggi.
"Ini adalah pemerintahan yang berbicara tentang pengurangan defisit dan selama masa jabatan mereka, angkanya terus meningkat," ucap Wakil Presiden Senior di Pusat Kebijakan Bipartisan, Bill Hoagland. Pemerintah biasanya mengurangi defisit pada saat pertumbuhan.
Ekonomi AS tumbuh 2,9% pada 2018, namun pertumbuhan melambat karena stimulus dari paket pemotongan pajak US$1,5 triliun memudar dan terbebaninya bisnis akibat perang dagang AS-China yang berkepanjangan.
Di sisi lain, terdapat pengeluaran yang lebih tinggi untuk program pertahanan, perawatan kesehatan, dan jaminan sosial. Amerika Serikat memiliki populasi yang menua dan para ekonom telah memperingatkan bahwa biaya pengeluaran wajib, untuk Jaminan Sosial dan Perawatan Kesehatan serta program pensiun federal untuk orang tua akan tidak berkelanjutan secara fiskal.
Awal tahun ini, Kongres AS meloloskan kesepakatan anggaran dua tahun yang didukung oleh Trump. Kesepakatan itu akan meningkatkan pengeluaran federal untuk pertahanan dan program domestik lainnya.
Beberapa pelebaran defisit berasal dari lebih banyak pengeluaran untuk pembayaran bunga untuk hutang nasional. Pinjaman meningkat selama setahun terakhir.
Untuk bulan September, pemerintah AS mencatat surplus US$83 miliar, turun 31% dari bulan yang sama tahun lalu. Ketika memperhitungkan penyesuaian kalender, surplus bulan lalu adalah US$17 miliar dibandingkan dengan surplus yang disesuaikan sebesar US$51 miliar pada tahun sebelumnya. Untuk tahun fiskal, defisit yang disesuaikan adalah US$1 triliun.
Pengeluaran US$291 miliar pada bulan September, naik 30% dari bulan yang sama tahun sebelumnya sementara penerimaan mencapai US$374 miliar, meningkat 9% dari tahun lalu.