Moskow, Gatra.com - Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, pihaknya mengirimkan sekitar 300 polisi militer menuju Suriah pada Jumat (25/10). Hal itu menyusul adanya kesepakatan antara Ankara dan Moskow untuk menghentikan serangan militer Turki ke Timur Laut Suriah.
Dilansir Reuters, Jumat (26/10) kesepakatan yang terjadi antara Presiden Tayyip Erdogan dan Vladimir Putin pada Selasa lalu ini, mensyaratkan polisi militer Rusia. Penjaga perbatasan Suriah memindahkan semua milisi Kurdi YPG sejauh 30 KM dari perbatasan Turki pada Selasa depan.
Polisi militer yang berasal dari wilayah Rusia selatan Chechnya, akan berpatroli dan membantu penarikan pasukan Kurdi hingga 30 KM dari perbatasan Suriah-Turki. Sementara itu, Ankara menganggap YPG sebagai kelompok teroris yang bersekutu dengan militan Kurdi telah melakukan pemberontakan di Turki tenggara sejak tahun 1984 silam.
Turki melancarkan serangan terhadap YPG pada 9 Oktober setelah Presiden Donald Trump memerintahkan pasukan AS keluar dari Timur Laut Suriah. Hal itu menghentikan serangan karena adanya gencatan senjata yang diperantarai AS.
Rusia menyatakan pada hari Kamis (24/10) bahwa rencana perdamaian sedang dilaksanakan dan berjalan lancar. Kantor berita RIA mengutip pernyataan seorang pejabat SDF yang mengatakan pejuang Kurdi telah ditarik dari daerah perbatasan.
Kendati begitu, Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin YPG menuduh Turki meluncurkan serangan darat yang menargetkan tiga desa di Timur Laut Suriah. Serangan itu telah memaksa ribuan warga sipil melarikan diri.
Kementerian Pertahanan Turki belum berkomentar tentang laporan SDF. Namun pihak Turki menyatakan, lima personel militernya terluka dalam serangan oleh milisi YPG di sekitar kota perbatasan Ras al Ain, dekat tempat ketiga desa itu berada.