Cilacap, Gatra.com – Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap konsisten menjaga kelestarian hutan mangrove yang berada di wilayah konservasi Laguna Segara Anakan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Bekerja sama dengan warga setempat, Pertamina berhasil menanam lebih dari 1,2 juta pohon mangrove dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
Segara Anakan kini menjelma menjadi kawasan wisata mangrove terlengkap di Indonesia dengan 46 jenis mangrove tersertifikasi dan lebih dari 50 jenis mangrove telah teridentifikasi. Selain itu kawasan laguna juga menjdi habitat beragam flora dan fauna lainnya yang terdapat di kawasan tersebut.
Unit Manager Comm, Rel & CSR RU IV Cilacap, Laode Syarifuddin Mursali mengatakan Pertamina bersama masyarakat secara konsisten terus mengembangkan pembibitan berbagai jenis mangrove langka.
Ia mengatakan penanaman tersebut dalam rangka melestarikan mangrove dari kerusakan. Bahkan saat ini pihaknya sudah mulai melakukan pembibitan empat jenis mangrove langka serta delapan (8) jenis mangrove tersertifikasi.
“Dengan hadirnya kawasan eduwisata mangrove ini, kawasan ini mampu menyerap CO2 sebesar 41.371.680 pon per tahun dan memproduksi O2 sebesar 224.096.600 ton per tahun,” ucapnya.
Tak hanya itu, limbah buah mangrove sekitar 95 ton per tahun juga dapat dimanfaatkan para perajin batik di wilayah tersebut untuk pewarna alami. Hasilnya selain melestarikan alam, kawasan mangrove tersebut juga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Laode mengemukakan, dampak kemandirian ekonomi sangat terasa di kawasan penyangga Arborteum Kolak Sikancil yakni Ujungalang, dan Kampung Laut. Hadirnya eduwisata mangrove tersebut juga memberikan pendapatan ke kelompok pengelola dengan jumlah 25 persen dari pendapatan rata-rata. Saat ini penghasilan anggota kelompok menurutnya sudah di atas UMK (Upah Minimum Kota/Kabupaten).
Dalam tiga tahun terakhir, kata dia, pendapatan kelompok meningkat dari Rp114 juta pada 2017 menjadi Rp63 juta (tahun 2018) dan Rp183 juta (tahun 2019) dengan rata-rata omzet lebih dari Rp20 juta per bulan.
“Dengan mandiri secara ekonomi yang sekarang mampu membuat lapangan pekerjaan untuk 43 orang, diharapkan eduwisata mangrove ini ke depan terus berkembang dan menjadi ikon wisata Kabaputen Cilacap yang dihadiri banyak wisatawan lokal maupun mancanegara,” ujarnya.
Ia menambahkan sejak 2016 Pertamina bersama Kelompok Krida Wana Lestari mulai mengembangkan Arboretum Mangrove Kolak Sekancil (Konservasi Laguna Segara Anakan Cilacap) yang dilakukan secara berkelanjutan untuk menjaga kelestarian hutan mangrove di wilayah Segara Anakan.
Selain dapat menjumpai beranekaragam jenis mangrove di kawasan wisata mangrove Kolak Sekancil, Laode mengatakan kawasan tersebut saat ini memiliki 64 jenis burung, 8 jenis mamalia dan 3 jenis reptil. Dimana terdapat juga 2 spesies flora dan 12 fauna dengan status konservasi tinggi.
“Pelestarian ekosistem mangrove Kolak Sekancil dilakukan dengan memberdayakan masyarakat sekitar sehingga keberadaan hutan mangrove ini tidak hanya untuk menjaga lingkungan tetapi juga memberikan pemberdayaan secara ekonomi kepada masyarakat,” kata Laode.
Saat tempat tersebut telah berfungsi sebagai objek penelitian yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
“Beranekaragamnya jenis flora dan fauna di Arboretum Mangrove Kolak Sekancil juga sering dimanfaatkan menjadi tempat penelitian dan pendidikan bagi generasi muda, terutama pelajar, untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap kelestarian lingkungan,” pungkasnya.