Jakarta, Gatra.com - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menegaskan bahwa arus modal asing keluar (capital outflow) pada sektor saham yang terjadi di pekan keempat Oktober 2019, bukanlah sebagai respon dari adanya pembentukan kabinet baru pemerintahan Presiden Jokowi jilid II.
"Outflow itu kan hanya sebesar Rp23 miliar. Itu merupakan hal yang biasa di saham," ujarnya di Gedung BI, Jakarta, Jumat (25/10).
Perry menjelaskan bahwa outflow yang terjadi dikarenakan oleh sentimen negatif yang berasal dari global. "Jadi, tidak ada hubungan outflow dengan kabinet. Karena investor itu sudah confident dengan ekonomi Indonesia. Apalagi, dengan adanya kabinet baru," ucapnya.
Kabinet baru dinilainya sudah sangat profesional, khususnya dalam memahami ekonomi guna bersinergi membawa kemajuan Indonesia ke dapan.
"Ingat, dalam minggu ini juga terjadi inflow yang sangat besar ke SBN (Surat Berharga Nasional) yaitu Rp12.2 triliun. Itu termasuk bukti confident terhadap ekonomi dan kebijakan pemerintah Indonesia," katanya.
Dalam kesempatan ini, Perry juga menuturkan bahwa bahwa BI akan selalu mempererat sinergi dengan pemerintah guna berkoordinasi untuk menciptakan suatu kebijakan yang lebih baik ke depan. Dengan sinergi ini, diharapkan bahwa segala target untuk ekonomi Indonesia dapat tercapai.
"Insya Allah tahun depan pertumbuhan ekonomi akan mengarah ke 5,3 persen. Inflasi tahun ini tetap terkendali sesuai dengan sasaran yaitu 3 persen, plus minus 1 persen. Sementara CAD (Current Account Defisit) bisa 2,5-3 persen," harapnya.