Tegal, Gatra.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tegal menyebut suhu panas yang melanda wilayah Kota Tegal dan sekitarnya dalam beberapa hari terakhir masih normal. Panasnya suhu terkait dengan gerak semu matahari. Prakirawan BMKG Tegal Sri Nur Latifah mengatakan, suhu udara di Kota Tegal dan sekitarnya berkisar 32 sampai 34 derajat celcius. "Suhu udara masih dikategorikan normal walaupun terasa lebih panas," kata Sri, Jumat (25/10).
Menurut Sri, suhu udara paling tinggi yang tercatat mencapai 34,6 derajat Celsius pada 13 Oktober 2019 lalu. "Jadi kalau ada informasi yang beredar bahwa suhu udara di Kota Tegal dan sekitarnya atau wilayah pantura barat mencapai 39 derajat Celsius itu tidak benar," tandasnya.
Sri menjelaskan, panasanya suhu udara dalam beberapa hari terakhir merupakan pengaruh dari siklus gerak semu matahari ketika memasuki September atau musim kemarau. Saat itu, matahari sedang bergerak ke arah belahan bumi bagian selatan. "Pada Oktober ini posisi matahari berada di atas wilayah Jawa, Bali, Sulawesi, dan wilayah lain di selatan sehingga pancarannya lebih banyak," jelasnya.
Selain itu, Sri melanjutkan, suhu yang menyengat saat siang hari juga pengaruh ?dari minimnya tutupan awan di atas wilayah Pulau Jawa yang menghalangi sinar matahari. "Tutupan awannya sedikit sehingga sinar matahari langsung ke bumi. Akibatnya suhu meningkat. Kemudian terkait juga dengan kelembaban udara yang rendah," ujarnya.
Sri mengimbau masyarakat untuk banyak minum air putih agar terhindar dari dehidrasi dan mengenakan pakaian yang melindungi kulit dari sengatan sinar matahari saat beraktivitas di luar rumah. "Perkiraannya suhu panas ini masih akan terjadi sampai memasuki musim hujan yang diperkirakan pada pertengahan November," ujarnya.