Semarang, Gatra.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim memiliki beberapa pekerjaan rumah yang harus diselesaikan selama menjalankan tugasnya.
Menurut Ketua Persatuan Guru Swasta Indonesia (PGSI) Jawa Tengah, Muh Zen Adv, pekerjaan rumah (PR) Mendikbud yang baru tersebut antara lain, pendidikan karakter, konsistensi pelaksanaan kurukulum pendidikan Nasional.
Selain itu juga pemerataan, profesionalisme, kesejahteraan guru, terutama guru swasta, serta pemerataan sarana dan prasarana (Sarpras) pendidikan.
“PR ini merupakan tantangan yang harus bisa diselesaikan Mendikbud untuk membawa kemajuan bagi dunia pendidikan di Indonesia ,” kata Zen di Semarang, Jumat (25/10).
Lebih lanjut ia, menyatakan pendidikan karater menjadi tantangan utama dan serius yang harus segera di implementasikan dalam dunia pendidikan dalam proses kegiatan belajar mengajar, dengan langkah nyata, terstruktur dan masif.
Karena masalah kekerasan terhadap anak, tawuran antarsiswa sekolah, ekploitasi anak, bullyying, pornografi, narkoba, perilaku radikal bahkan terorisme dan memudarnya budi pekerti saat ini adalah bukti ini lemahnya pendidikan karakter.
Selain itu, lanjut Zen, konsistensi pelaksanaan kurukulum pendidikan Nasional harus dilakukan agar tidak ada stigma ganti Menteri ganti kurikulum dan ganti buku ajar yang tidak terseleksi dengan baik dan benar.
“Pemerataan, profesionalisme, dan kesejahteraan guru, terutama guru swasta masih terjadi kesenjangan. Berdasarkan data Kemendikbu 2018, sekitar 52 persen guru swasta belum memiliki sertifikasi pendidik, termasuk program inpassing bagi guru-guru swasta,” ucapnya.
Untuk Sarpras pendidikan, masih terdapat 90.748 ruang kelas yang rusak berat dan 60.760 yang rusak total, belum termasuk rusak ringan yang sangat berpengaruh dalam kenyamanan proses belajar mengajar.
Menurut anggota DPRD Jateng ini, pendidikan adalah urusan wajib, absolut, konkuren, dna soal pelayanan dasar yang harus mendapatkan perhatian khusus dan prioritas oleh negara.
Mendikbub, lanjut Zen, harus ada terobosan serius, konsitesn, dan luhur untuk memperbaiki mutu pendidikan sesuai dengan tujuan mulai mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Jadi bukan semat-mata aspek prakmatisme saja yang menjadi tujuan pendidikan di negeri ini,” ujarnya.