Home Ekonomi Pakar UGM: Menteri Bidang Ekonomi Hadapi Tantangan Berat

Pakar UGM: Menteri Bidang Ekonomi Hadapi Tantangan Berat

Bantul, Gatra.com – Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM) Sri Adiningsih mengingatkan tugas kementerian bidang perekonomian di Kabinet Indonesia Maju akan berat dan tidak mudah. Keberadaan perang dagang antara Cina dan Amerika Serikat harus dimanfaatkan sebagai peluang.

Hal ini disampaikan mantan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia (Wantimpres) periode 2015-2019 ini usai menghadiri ‘Rapat Koordinasi Pengendalian Pembangunan Daerah Triwulan III Tahun Anggaran 2019’ yang diselenggarakan Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta di The Grand Dafam Hotel, Bantul, Kamis (24/10).

“Tantangan perekonomian ke depan berat dan tidak akan pernah mudah. Di tingkat regional maupun internasional, negara-negara saling berlomba meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.

Selain itu, transformasi digital yang terus berlangsung. Terlebih lagi, perang dagang Cina-AS, kondisi perekonomian global menjadi tidak mudah.

Namun Sri, yang purnatugas sebagai Wantimpres pada 20 Oktober lalu, yakin kementerian bidang ekonomi mampu menghadapi tantangan asalkan memanfaatkan landasan yang sudah dibuat di lima tahun sebelumnya.

“Lima tahun pertama, Presiden Joko Widodo telah meletakkan dasar kuat bagi perekonomian yaitu pembangunan infrastruktur,” jelasnya.

Meskipun masih kurang dan berorientasi output, pembangunan infrastruktur berupa jalan raya, embung, jaringan dan pembangkit listrik, bendungan, dan jaringan internet harus dimanfaatkan para menteri ekonomi guna menambah dan menciptakan daya saing Indonesia.

Sri percaya berbagai pembangunan sebelumnya, termasuk SDM dan kelembagaan, akan menjadi dasar menciptakan pembangunan yang lebih baik lima tahun mendatang. Ia juga percaya Indonesia memiliki potensi besar untuk tumbuh berkembang.

“Kementerian bidang ekonomi harus bisa memanen hasil pembangunan saat ini. Demikian juga dengan perang dagang. Karena Indonesia tidak terlibat, kondisi ini harus dimanfaatkan menjadi kekuatan untuk tumbuh berkembang,” katanya.

Soal digabungnya Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) ke Kementerian Pariwisata, Sri melihat hal itu tidak masalah asalkan fungsi dan perannya tidak dihilangkan. Bergabungnya Bekraf, kata dia, akan mampu menciptakan ekonomi kreatif di bidang pariwisata.

Di Kabinet Indonesia Maju, bidang perekonomian di bawah koordinasi Airlangga Hartarto sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang bertugas menyelaraskan dan mengendalikan urusan pada 10 kementerian bidang ekonomi.

150