Cilacap, Gatra.com – Dusun Bondan secara administratif termasuk wilayah Desa Ujungalang, Kecamatan Kampung Laut, Cilacap, Jawa Tengah. Namun, lokasinya terpisah sejauh tujuh kilometer dari permukiman penduduk desa yang sama. Itu sebabnya, ketika wilayah empat desa di Kampung Laut teraliri listrik PLN, warga Bondan masih menggunakan sentir alias lampu minyak dan lilin. Listrik begitu jauh dari angan-angan mereka.
Pasalnya, untuk mengalirkan listrik dari Ujung Alang misalnya, butuh bentangan saluran listrik sepanjang tujuh kilometer dengan medan berat. Kabel itu mesti melewati sungai-sungai dan hutan hutan mangrove yang bertanah labil. “Nggak bisa, kalau ke Cilacap lebih jauh, ada 20 kilometer,” ucap Apudin, warga Bondan, Kamis (24/10).
Apudin mengatakan, warga lantas memanfaatkan mesin genset. Tetapi, lantaran dayanya yang terbatas, genset pun tak optimal menopang kebutuhan listrik warga. Tanpa listrik memadai, sekitar 78 keluarga di Dusun Bondan nyaris tak berkutik.
Harapan warga lantas menjadi kenyataan tiga tahun lalu. Tanpa dinyana, Pertamina menghadirkan program menghadirkan Energi Mandiri Tenaga Surya dan Angin (Emas Bayu) dan Energi Mandiri Tambak Ikan (Embak Mina) di kampung ini.
Unit Manager Communication, Relation and CSR Refinery Unit IV Cilacap, Laode Syarifuddin Mursali mengatakan, fasilitas dengan teknologi Hybrid yang merupakan perpaduan antara panel surya dan kincir angin ini merupakan upaya Pertamina menghadirkan energi terbarukan. Harapannya, dengan kecukupan energi itu. kesejahteraan masyarakat Bondan yang merupakan wilayah desa tertinggal bisa meningkat.
Fasilitas Emas Bayu dan Embak Mina tersebut terletak di Dusun Bondan, Desa Ujungalang, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Masyarakat di dusun tersebut sebelumnya hidup dalam kegelapan di malam hari karena wilayahnya tidak teraliri listrik.
“Pada tahun 2017, setelah melakukan pengkajian dan pendataan, Pertamina kemudian melakukan pembangunan instalasi 5 kincir dan 24 panel surya. Tujuannya agar masyarakat di dusun tersebut dan sekitarnya bisa mendapatkan energi untuk penerangan kehidupan mereka,” kata Laode.
Pada tahun 2018 bantuan tersebut telah secara resmi diserahterimakan kepada masyarakat Dusun Bondan. Dia bilang, pembangkit listrik yang dibangun tersebut merupakan pembangkit listrik mandiri yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.
Program Emas Bayu ini merupakan komitmen Pertamina untuk mengembangkam energi bersih berwawasan lingkungan. Menurut Laode, pembangunan energi terbarukan ini berhasil mengubah Dusun Bondan yang gelap gulita menjadi terang benderang.
“Kapasitas Pembangkit listrik ini sebesar 12.000 WP dan mengalir ke rumah 37 Kepala Keluarga yang mencakup 242 orang, satu unit masjid, satu unit sekolah dan dua rumah produksi,” jelasnya.
Kecukupan energi ini pun langsung dirasakan dampaknya oleh masyarakat. Warga yang semula hanya mengandalkan Kerang Tutut atau Toe sebagai mata pencaharian sehari-hari, kini sudah mulai berwirausaha. Di Bondan, tambak, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) perempuan, hingga pendidikan terdongkrak dengan keberadaan energi terbarukan ini.