Jakarta, Gatra.com – Korban Pelanggaran HAM 1965, Bejo Untung, mengaku kecewa dengan susunan kabinet pemerintahan Presiden Jokowi yang memasukkan nama Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan (Menhan).
Menurutnya, Prabowo merupakan terduga yang terlibat dalam kasus pelanggaran HAM. Sehingga, ia beranggapan, kabinet pemerintahan Jokowi seharusnya bersih dari orang-orang yang terlibat dalam pelanggaran HAM berat.
"Selaku korban langsung tahun 65, saya betul-betul kecewa berat atas kabinet Jokowi. Di mana Prabowoowo terduga pelanggaran HAM menduduki kursi penting Menhan. Jokowi mestinya belajar dari periode lalu, di mana masifnya tuntutan keluarga korban dan masyarakat sipil," ujar Bejo yang ikut serta dalam Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan (JSSK). di Kantor KontraS, Jakarta, Kamis (24/10).
Bejo menilai, Prabowo sempat menyebutkan akan mengembalikan Indonesia kepada era orde baru. Menurutnya, hal tersebut melenceng jauh dari harapan reformasi Indonesia saat ini.
Bejo juga menyebutkan, era kepemimpinan Soeharto, terjadi pembantaian 500 ribu hingga 3 juta jiwa seluruh Indonesia. Menurutnya, hal yang dilakukan secara sistematis tersebut, tidak seharusnya terjadi di era pemerintahan Jokowi.
"Harusnya orang yang dekat orde baru dibersihkan. Yang sangat menonjol, dalam orasi sebelumnya, Prabowo ini dia ingin mengembalikan era Soeharto, kami tidak rela restorasi orde baru. Itu sama saja penghianatan reformasi," tegasnya.
Bejo menuntut agar negara segera membentuk pengadilan HAM Ad Hoc untuk menuntaskan kasus pelanggaran HAM berat. Ia bahkan menegaskan, Prabowo yang sempat diberhentikan dari militer dianggap tidak pantas menempati posisi Menhan.
Ia juga meminta agar Jaksa Agung ST Baharuddin, yang baru dilantik presiden, bisa memiliki komitmen kuat untuk menuntaskan pelanggaran HAM berat. Namun, ia menilai, bahwa Baharuddin yang menurutnya tidak begitu dikenal, dikhawatirkan memiliki kinerja yang monoton.
"Jaksa Agung sekarang orang yang tidak begitu dikenal, belum memiliki rekam jejak yang jelas. Mestinya orang yang gigih memperjuangkan HAM," tambahnya.