Home Kesehatan Deteksi Dini Gangguan Jiwa dengan Slogan Pertanyaan Ini

Deteksi Dini Gangguan Jiwa dengan Slogan Pertanyaan Ini

Jakarta, Gatra.com - Deteksi dini berbagai gejala gangguan mental perlu dilakukan. Ciri gejala gangguan mental biasanya ditandai dengan perubahan perilaku dan pikiran, serta menurunnya performa kerja, hingga tulisan tak biasa di media sosial, sehingga menimbulkan penderitaan dan membuat diri tidak produktif.

Psikiater dr. Lahargo Kembaren, Sp.KJ mengatakan, jika ciri-ciri di atas sudah dirasakan seseorang, maka wajib hukumnya untuk segera datang ke profesional gangguan mental, agar mendapat pertolongan. Para profesional itu, akan melihat sumber stres yang menjadi penyebab orang tersebut terkena gangguan kejiwaan.

"Cyber bullying, setiap yang masuk ke dunia media sosial harus siap dengan konsekuensi. Sebagai seorang artis, akan jadi sorotan, aspek positif negatif akan selalu ada, dia harus punya kekuatan mental yang baik," kata Ago, sapaan akrabnya, saat ditemui di RS Marzoeki Mahdi, Bogor, Selasa (22/10).

Lain halnya jika seseorang sudah meminta tolong, yang disebut Ago dengan istilah 'crying for help'. Orang yang meminta tolong, tingkat urgensinya lebih tinggi, sebab menunjukkan bahwa ada sesuatu yang tak beres dengan kondisi psikologis orang tersebut, meskipun tampak luar terlihat baik-baik saja.

"Ungkapan verbal itu malah harus cepat mendapat bantuan. Karena gangguan jiwa itu kadang tak bisa dilihat dari tampak luar," terangnya.

Ago memaparkan, orang yang depresi tetap bisa senyum dan tertawa. Namun dalam hati, dia depresi. Orang dengan gangguan mental tetap bisa mengatur bagaimana bersikap depan orang lain.

Ago pun menyampaikan ada slogan berupa pertanyaan untuk memastikan kondisi mental seseorang, yakni 'are you okay?'. Pertanyaan itu wajib disampaikan jika melihat adanya perubahan terhadap seseorang.

"Kalau dia datang terlambat, tanya 'are you okay?'. Kalau dia bilang oke, kita harus tanya dua kali. 'Are you sure, you are okay?'. Biasanya kalau ditanya dua kali, dia akan menyampaikan sesuatu kalau ada yang enggak enak," ujar pendidik Universitas Indonesia ini.

Pertanyaan itu, kata Argo, harus menjadi tren supaya kepedulian terhadap kesehatan mental makin tinggi, mengingat angka bunuh diri akibat kesehatan mental pun meningkat. Bahkan Ago memaparkan, tak sedikit korban berasal dari para pelajar SMP dan SMA. 

2399