Jakarta, Gatra.com - Ketua Umum Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki), Edy Suyanto mengatakan, harga gas bagi industri turun, akan memberikan banyak insentif bagi pemerintah maupun industri.
"Harga gas turun ke US$6 akan beri dampak besar ke pemerintah dari PPn, juga pada serapan tenaga kerja," katanya di Gedung Kemenperin, Jakarta, Rabu (23/10).
Bahkan, selanjutnya, di negara lain seperti Malaysia dan Thailand, diberikan subsidi harga gas agar industri bisa meningkatkan daya saing. Bahkan, serapan tenaga kerja di beberapa negara itu dinilai cukup tinggi.
Di Cina, lanjut Edy, meski terjadi pembatasan impor, harga jual pasar keramik tetap stabil. Hal ini lantaran adanya penurunan harga jual dan kualitas untuk menekan biaya produksi.
"Makanya kami saat ini sedang kerja sama agar ada satu safeguard non-tarif yakni penetapan kuota impor. Tidak ada alasan," ujarnya.
Padahal, lanjut Edy, Asaki memiliki kapasitas sebesar 580 juta meter persegi. Namun, hanya 65% sampai 70% saja yang bisa diproduksi.
"Bukan kita gak mampu produksi. Teknologi kita lebih baik dari Cina dan lebih ramah lingkungan," tuturnya.
Oleh karena itu, Asaki berharap, pemerintah bisa membuat sebuah aturan pembatasan impor non-tarif. Selain itu, penurunan harga gas bagi industri juga diminta untuk bisa dilakukan pemerintahan baru Jokowi.
"Karena jelas setelah harga gas naik di 2013, angka produksi dan ekspor turun drastis, impor banjir," pungkasnya.