Jakarta, Gatra.com - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro mengungkapkan dalam 100 hari masa kerjanya sebagai Menristek, ia akan lebih memfokuskan dalam pembentukan dan pengokohan BRIN yang baru saja dibentuk yang berbarengan dengan pengumuman Kabinet terbaru Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin.
Badan Riset dan Inovasi Nasional sendiri merupakan sebuah amanah dari disahkannnya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 Tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Sisnas IPTEK).
"Fokus pembentukan BRIN ini supaya ketahuan di APBN 2020 eksekusinya. Ini kita harus bergerak sebagai Ristek dan BRIN. BRIN ini relatifnya sudah siap dan tadi keinginan Presiden bahwa anggaran penelitian yang tersebar dimana-mana, Jumlahnya kecil itu bisa di efektifkan," Jelas Bambang saat ditemui paska sertijab di Gedung Kemenristekdikti, Jakarta, Rabu (23/10).
Bambang juga mengatakan bahwa inti dari yang diamanatkan bahwa BRIN itu nantinya tidak dimaksudkan untuk mengkotak-kotakan mana yang disebut sebagai lembaga riset, baik dari pemerintah maupun dari sektor swasta dan Perguruan tinggi. Bambang juga mengatakan bahwa semangat BRIN kedepan bukan dalam dikotomi, tapi mempunyai inti yang menyebutkan bahwa harus ada agenda riset yang jelas.
"Itu harus terkait dengan tujuan pembangunan kita, Karena Indonesia bekum dalam kondisi Luxury, belum sampai pada tahap riset menang noble atau kepuasan peneliti," Bebernya.
Bambang juga menekankan bahwa kedepan, riset haruslah beroutput pada pembangunan nasional. Hal tersebut menjadi penting dan harus diutamakan mengingat betapa pentingnya peran penelitian dan riset dalam sektor pembangunan kedepan.
"Kita tetap utamakan, bagaimanapun riset harus diutamakan untuk menyelesaikan masalah pembangunan kita. Bisa dilakukan oleh siapapun, yang penting siapapun dia penelitiannya berada di lembaga riset secara spesifik atau bagian dari perguruan tinggi," Pungkasnya.