Padang, Gatra.com - Kota Tuapejat, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar) diguncang gempabumi tektonik berkekuatan 5,5 skala richter (SR) dua hari berturut-turut ini. Klasifikasi gempabumi termasuk dangkal akibat aktifitas subduksi lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia, dan tidak berpotensi tsunami.
Meskipun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sudah mengumumkan tidak ada potensi tsunami dalam guncangan tersebut, namun sejumlah masyarakat Kepulauan Mentawai mulai gelisah dan panik. Bahkan sudah ada yang memutuskan mengungsi secara mandiri ke tenpat pengungsian yang sudah dipersiapkan pemkab setempat. “Tidak ada masyarakat yang keluar dari Mentawai. Sebagian ada yang mengungsi secara mandiri ke lokasi pengungsian,” ujar Wakil Bupati Mentawai, Kortanius, Rabu (23/10).
Dia mengimbau masyarakat untuk tidak panik, namun tetap waspada pascaguncangan gempa secara berturut-turut dalam dua hari ini. Kepada anak-anak juga diminta untuk tidak bermain terlalu dekat dengan pantai.
Kemarin (22/10) gempa kekuatan 5,5 SR mengguncang Kota Tuapejat, Mentawai sekitar pukul 06.49 WIB dengan kedalaman 23 kilometer. Guncangan juga dirasakan hingga Kota Padang dan Painan. Pagi tadi (23/10) gempa kembali mengguncang Mentawai sekitar pukul 05.11 WIB pada kedalaman 27 km. Kali ini getaran gempa ikut dirasakan warga di Kota Padang Panjang, Payakumbuh, Bukittinggi, dan Solok.
Dalam penelitian ahli gempa Jepang, Kepulauan Mentawai diprediksi berpotensi gempabumi megathrust berkekuatan 8,9 skala richter. Jika guncangan hebat tersebut benar-benar terjadi, setidaknya panjatan tsunami akan diperkirakan hingga delapan meter.
Pemerintah setempat pun mulai mempersiapkan berbagai hal, salah satunya ingin menjadikan Sumbar Tangguh Bencana yang sudah dicanangkan dalam peringatan Satu Dekade Gempa sumbar pada 30 September silam.