Jakarta, Gatra.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan, ia tidak akan memfokuskan strategi pelaksanaan dalam masa 100 hari kerja. Menurutnya, mereka akan lebih banyak mendengar masukan dari berbagai stakeholder pendidikan yang sudah lama berkecimpung di dunia pendidikan.
"Saya dalam 100 hari masa kerja akan banyak berperan menjadi murid, bukan menjadi guru. Jadi saya mohon kepada semua yang ada di Dikti atau Dikbud, mohon bersabar dengan saya. Namun, saya ini murid yang cepat belajar," ucap Nadiem saat hadir dalam serah jabatan Kemendikbud di Jakarta, Rabu (23/10).
Nadiem juga mengatakan, akan mengedepankan semangat gotong royong dalam suasana kerja di Kemendikbud mendatang. Menurutnya, gotong royong merupakan hal penting dalam dunia pendidikan Indonesia. Oleh karena itu, mencerminkan ciri pendidikan yang bernuansa Indonesia.
"Walaupun bukan berlatar belakang pendidikan, saya akan menjadi murid yang baik dan siap belajar. Ke depannya, [kami] juga akan mendorong tema gotong royong dalam aktivitas interaksi kita sehari-hari pada level kementerian. Gotong royong akan tercermin dari menteri, pejabat, kepala sekolah, dan guru. Semua akan berlandaskan azas gotong royong," ujar Nadiem.
Selain itu, Nadiem juga mengucakan terima kasih atas jasa dan sumbangsih besar dua menteri yang berjasa dalam dunia pendidikan, yaitu Mendikbud Muhadjir Effendy dan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir.
"Pak Muhadjir, Pak Nasir terima kasih atas semua jasanya. Mohon izinkan dan jangan tolak saya kalau saya ganggu. Saya membutuhkan mentor untuk membantu mengembangkan pendidikan agar lebih baik. Bagi semua teman, saya harap kita bisa lebih mengenal lagi setiap harinya," pungkasnya.