Jakarta, Gatra.com - Massa yang menamakan diri sebagai Aktivis '98 melakukan aksi "Spontanitas Tutup Mulut Tolak Prabowo/Gerindra Masuk Kabinet". Koordinator lapangan Aznil Tan mengatakan bahwa para aktivis '98 seperti dirinya, menolak para pelanggar HAM masuk ke dalam kubu koalisi pemerintah, apalagi di dalam kabinet.
"Para komponen '98, dari dulu konsisten menolak orang-orang pelanggar HAM yang terlibat dalam kabinet pemerintahan Indonesia. Siapa pun orangnya, mau Prabowo, mau siapapun, yang penting pelanggar HAM harus ditolak dalam pemerintahan," ujarnya saat aksi di Taman Pandang, seberang Istana Presiden, Jakarta (22/10).
Aksi hanya dihadiri oleh lima anggota yang dipimpin Aznil. Ia mengatakan bahwa aksi-aksi mendatang, terutama jika Prabowo secara resmi masuk ke dalam kabinet, akan dikerahkan lebih banyak lagi massa.
Baca juga: Prabowo Sebut Ditugaskan Presiden Mengurusi Pertahanan
Aznil memahami bahwa pemilihan kabinet pada dasarnya adalah hak prerogatif presiden. Kendati demikian, lanjut Aznil, presiden harus mempertimbangkan aspirasi masyarakatnya. "Demokrasi kita tidak akan sehat kalau melibatkan Prabowo dalam kabinet nanti," tuturnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa masih banyak putra-putri bangsa yang lebih potensial dan lebih hebat daripada sosok Prabowo yang terjerat masa kelam. "Masih banyak generasi muda Indonesia yang bisa memajukan bangsa ini," imbuh Aznil.
"Jadi jangan merendahkan generasi sekaranglah. Karena generasi sekarang pun punya kemampuan besar untuk membangun bangsa," tambahnya.