Mataram, Gatra.com- Sejak Sabtu (19/10) kebakaran hutan terjadi di Gunung Tambora, Kabupaten Dompu dan Bima, dan Gunung Rinjani wilayah Kabupaten Lombok Timur dan Lombok Barat.
Lahan HGU milik PT. Sukses Mantap Sejahtera (SMS) yang terletak di Doroncanga areal Taman Nasional Tambora Desa Soritatanga Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu terbakar pada Sabtu sore. Begitu juga dengan kawasan hutan Pelawangan Senaru Kecamatan Bayan, Lombok Utara dan Pelawangan, Sembalun, Lombok Timur mengalami kebakaran.
Khusus di kawan hutan Gunung Rinjani, Danramil 1615-10/Sembalun Lettu Inf Abdul Wahab mengabarkan, lokasi hotspot Jempong Borok pada koordinat S 08°20'20.4 E 116°28'35.5 bertempat di Pos 4 Pelawangan Kecamatan Sembalun dan sampai saat ini lokasi kebakaran diperkirakan sudah mencapai ribuan hektare.
“Hingga Senin malam (21/10), api masih terlihat jelas dan merembet hingga ke Pos II dan I puncak Gunung Rinjani karena selain tumbuhan dan rumput yang sudah kering, juga didukung angin yang kencang sehingga api bertambah cepat merembet,” ujar Wahab dalam keterangan tertulisnya diterima Gatra.com, Selasa (22/10) .
Danramil 1606-02/Bayan, Lombok Utara Kapten Inf Turmuzi juga melaporkan, pihaknya bersama anggota Polres Lombok Utara melakukan pemadaman di jalur pendakian Senaru Pos 2 dan Pos 3, tetapi pendakian melalui jalur barat dan jalur timur belum bisa dipadamkan.
"Kondisi pendakian di dua tempat tersebut harus ditempu melalui dusun yang berbeda, jalur barat harus melalui Dusun Semokan Desa Sukadana dan jalur pendakian sebelah timur harus naik dari Dusun Torean Desa Loloan Kecamatan Bayan dengan medan yang cukup sulit untuk memadamkan api," ujarnya.
Komandan Korem 162/WB Kolonel Czi Ahmad Rizal Ramdhani, S.Sos. SH. M.Han., meminta seluruh Dandim jajaran untuk terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat dan Kepolisian untuk mengambil langkah kongkret dalam pemadaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
"Kondisi saat ini, kita harus bergerak cepat untuk menanggulangi Karhutla yang terjadi. Mengerahkan personel bersama dengan Pemda dan Kepolisian serta masyakat, bersatu padu dalam penanganan karhutla," tuturnya.
Menurutnya, musim kemarau saat ini tidak hanya mengenai kebakaran, tetapi berdampak pada menurunnya debet air. Hal ini akan menimbulkan beberapa sumber air berkurang.
"Itu juga perlu menjadi perhatian kita bersama, karena dibeberapa wilayah di NTB sudah mengalami kekeringan," ujarnya.
Alumni Akmil 1993 ini menambahkan, perlu ada penanganan secara terpadu dengan melibatkan seluruh stakeholder di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, sehingga masalah Karhutla maupun kebutuhan air bersih bisa ditangani dengan baik.
"Butuh sinergitas secara terpadu dalam penanganan musim kemarau yang mengakibatkan kebakaran dan kekeringan. Saya juga meminta kepada seluruh masyarakat agar berhati-hati membakar sisa hasil panen (jerami dan sejenisnya) dan sampah. Perlu dijaga dan disiapkan air untuk mengantisipasi apabila apinya menjalar ke tempat lain. Demikian juga puntungan rokok, pastikan apinya dalam keadaan padam baru dibuang," tutur Danrem.