Yogyakarta, Gatra.com - Sebanyak 51 orang ditangkap polisi usai rusuh di pertandingan sepak bola PSIM Yogyakarta melawan Persis Solo di Stadion Mandala Krida Yogyakarta, Senin (21/10). Dari jumlah itu, tiga orang ditetapkan sebagai tersangka karena diduga melakukan perusakan.
Kepala Bidang Humas Polda Daerah Istimewa Yogyakarta, Komisaris Besar Polisi Yulianto, mengatakan sebelum pertandingan dimulai, petugas menangkap 18 orang di sekitar stadion. Di dekat mereka, polisi menemukan 12 bom molotov. Setelah kerusuhan, 30 orang juga ditangkap dan dibawa ke Kantor Polisi Resort Kota Yogyakarta.
Sebanyak 48 orang yang ditangkap itu berada di sekitar Stadion Mandala Krida. Mereka ditangkap karena dikhawatirkan merusak atau melakukan bentrokan dengan warga sekitar.
"Daripada terjadi bentrokan dengan lingkungan kami bawa ke Polresta. Apakah bisa dijerat Undang-udang, hari ini penyidik bekerja keras dibackup penyidik dari Polda," kata Yulianto dalam konferensi pers di Polresta Yogyakarta, Selasa (22/10).
Adapun tiga orang yang ditetapkan sebagai tersangka, berinisial NCS (18),FR (16), dan HKC (15). Mereka ditangkap karena diduga merusak kendaraan patroli polisi. "Sudah dibuat laporan polisi terhadap ketiganya," katanya.
Yulianto mengatakan, akibat kerusuhan itu, dua mobil patroli dan sepeda motor milik polisi rusak. Adapun untuk korban yang mengalami cedera atau luka belum ada laporan.
"Untuk nilai kerugian ini, kami belum bisa menjawab karena kendaraan sedang di bengkel. Bengkel perlu waktu mengestimasi kira-kira biaya perbaikan kendaraanya berapa," ujarnya.
Kerusuhan terjadi saat pertandingan kompetisi sepak bola Liga 2 yang mempertemukan tuan rumah PSIM melawan Persis, Senin (21/10) di Stadion Mandala Krida. Saat laga babak kedua dengan kedudukan 1-3 untuk keunggulan tim tamu, kerusuhan mulai muncul.
Suporter kedua tim terjadi di tribun penonton sisi barat. Saat perpanjangan waktu babak kedua, kericuhan pun terjadi. Sejumlah suporter turun ke lapangan mengejar para pemain Persis. Namun tim berhasil diselamatkan petugas kepolisian dan dibawa ke tempat aman.
Yulianto menyebut, peristiwa ini menjadi pelajaran dan petimbangan mengeluarkan izin pertandingan sepak bola. "Akan kami evaluasi. Memang sanksi dan sebagainya itu termasuk ranahnya dari PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) ya. Kalau polisi berkaitan dengan izin kegiatan. Tentu ini menjadi bahan untuk mempertimbangkan mengeluarkan izin," ucapnya.