London, Gatra.com – Pendiri WikiLeaks, Julian Assange, tampak bingung di sidang pengadilan London. Assange tampak berpikir untuk mengingat nama dan umurnya, di mana persidangan ini merupakan kali pertamanya muncul ke publik setelah berusaha melawan ekstradisi ke Amerika Serikat.
Assange (48) menghabiskan waktunya selama tujuh tahun untuk bersembunyi di kedutaan Ekuador sebelum dia diseret untuk menghadapi 18 tuduhan di Amerika Serikat termasuk konspirasi peretasan komputer pemerintah dan melanggar undang-undang spionase. Jika terbukti salah, nantinya Assange akan mendapatkan hukuman kuruangan penjara selama beberapa dekade.
Dalam persidangan yang berlangsung Senin (21/10) kemarin, terlihat penampilan Assange tampak bersih tanpa janggut panjang. Padahal sebelumnya ia tampak memelihara janggut panjangnya saat muncul ke publik terakhir kali.
Assange juga tampak dalam kondisi tubuh sehat, dengan rambut putihnya yang disisir ke belakang, serta mengenakan jas biru tua dengan sweater biru muda dan kemeja putih.
Selama persidangan, Assange tampak gugup dan berpikir selama beberapa detik saat hakim di awal persidangan memintanya untuk menyebutkan nama dan usianya.
Ketika hakim bertanya di akhir persidangan, apakah dia tahu apa yang terjadi, Assange hanya menjawab "tidak persis". Assange juga mengeluhkan tentang kondisi di penjara, dan mengatakan dia tidak dapat berpikir dengan baik.
"Saya tidak mengerti bagaimana ini adil. Saya tidak bisa meneliti apa pun, saya tidak bisa mengakses tulisan saya. Sangat sulit di mana saya berada," ujar Assange seperti diwartakan Reuters.
Assange ditahan di penjara Inggris sambil menunggu ekstradisi AS, setelah menjalani hukumannya karena melewatkan jaminan. Dia melarikan diri ke kedutaan Ekuador pada tahun 2012 untuk menghindari pemindahannya ke Swedia atas tuduhan kejahatan seks. Dia mengatakan, tuduhan AS terhadapnya adalah upaya politik untuk membungkam wartawan dan penerbit, dan tuduhan Swedia adalah bagian dari rencana untuk menangkapnya.
Assange, kelahiran Australia, menjadi berita utama global pada awal 2010 ketika WikiLeaks menerbitkan video militer AS yang diklasifikasikan menunjukkan serangan di tahun 2007 oleh helikopter Apache di Baghdad dan menewaskan belasan orang, termasuk dua staf berita Reuters.
WikiLeaks kemudian membuat marah Amerika Serikat dengan menerbitkan cache dokumen militer yang bocor dan kabel diplomatik. Pengacara Assange Mark Summers berpendapat bahwa sidang ekstradisi Assange, dijadwalkan untuk Februari 2020, harus ditunda tiga bulan karena kompleksitas kasus.