Jakarta, Gatra.com - Kepala Badan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Penny K. Lukito, mengatakan, terdapat tiga jilid buku berisi temuan hoaks (hoax) tentang pangan. Oleh karena itu, BPOM bekerja sama dengan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) menandatangani Kesepakatan Bersama Ajak Masyarakat Lawan Hoaxs Obat dan Makanan di Aula Gedung C Badan POM, Jakarta Pusat, Senin (21/10).
"Hoaks selalu membuat resah masyarakat dan sebenarnya salah satu bentuk bioterrorism yang menyerang pikiran. Karena membawa kecemasan dan ketakutan di masyarakat. Selain itu juga, hoax ini bisa mengganggu dunia perdagangan yang menjatuhkan beberapa brand tertentu," ucapnya.
Penny berharap bahwa kerja sama ini dapat merespons, mencegah, dan melawan berbagai informasi yang tidak benar terkait dengan obat, obat herbal, makanan dan make up. Selain itu, juga bisa memberikan akses kepada sumber informasi yang benar dan cepat memberikan klarifikasi kepada masyarakat.
"Ke depannya, BPOM dan MAFINDO berharap MOU ini bisa diimplementasikan dalam kegiatan rutin dengan tujuan memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat terkait berita hoax mengenai obat dan makanan. Kita juga akan membuka forum komunikasi intensif dan membuat web seminar melalui teleconference dengan 1700 mahasiswa farmasi di seluruh Indonesia," ujarnya.
Dalam kerja sama ini, MAFINDO bertugas sebagai kepanjangan tangan dari Badan POM yang akan melaporkan berbagai informasi hoaks terkait obat dan makanan. MAFINDO memiliki 500 relawan di 17 kota di seluruh Indonesia yang akan membantu proses monitoring informasi hoaks dan melaporkan kepada Badan POM setempat. Kemudian, membantu menyebarkan informasi klarifikasi dari Badan POM.
"Mengenai tindak lanjut pihak penyebar hoax, kami serahkan kepada pihak kepolisian dan intelijen negara. Namun memang harus ada satu contoh kasus yang ditangani pihak intelijen sehingga penyebaran hoax ini tidak berlanjut," katanya.
Reporter : JJH