Solo, Gatra.com– Yayasan Keluarga Besar Eks Tentara Pelajar Pejuang Kemerdekaan SA/CSA menggelar Festival Slamet Riyadi pada 14-17 November 2019 di Benteng Vastenburg. Festival ini digelar untuk mengajak masyarakat mengingat kembali sejarah perjuangan para pahlawan bangsa.
Ketua Pengurus Daerah SA/CSA Surakarta Andreas Irianto mengatakan festival ini untuk mengingatkan generasi muda agar mau berjuang untuk bangsa dan negara.
Menurutnya, saat ini perjuangan bukan lagi menggunakan bambu runcing. ”Melainkan bisa dilakukan dengan menggunakan pena, buku, handphone, dan gawai. Tidak perlu pakai senjata seperti bambu runcing karena senjatanya sudah berubah,” ujar Andreas saat ditemui di Gedoeng Djoeang, Solo, Senin (21/10).
Festival ini didedikasikan untuk perjuangan para pahlawan sekaligus untuk menyambut Hari Pahlawan. Acara ini digelar di Solo juga untuk mengenang kepahlawanan Brigjend Slamet Riyadi dalam peristiwa Serangan Umum Empat Hari di Solo.
”Saat itu Slamet Riyadi masih berusia 23 tahun. Dia ambil bagian dalam mempertahankan kemerdekaan. Dengan digelarnya festival perdana ini diharapkan generasi muda bisa mengetahui makna dari patung Slamet Riyadi yang ditempatkan di jalan utama Kota Solo. Untuk kota Solo, peristiwanya bersejarah sekali,” ucapnya.
Rencananya festival ini disemarakkan dengan berbagai kegiatan. Ada pameran seni dengan tema "Perjuangan Pahlawan", festival kuliner dan aneka produk, lari, dan sebagai puncak acara ada tumpengan.
Melalui kegiatan ini, generasi muda diharapkan bisa mengisi kemerdekaan dengan belajar, juga kerja keras dan cerdas. ”Sesuaikan dengan potensi diri, raih prestasi untuk turut membangun negara lebih maju,” ujarnya.
Brigadir Jenderal TNI Ignatius Slamet Riyadi merupakan pahlawan nasional dari Kota Solo. Dia lahir pada 26 Juli 1927 di Solo dan meninggal di Ambon pada 4 November 1950. Setelah Indonesia merdeka, Slamet Riyadi memimpin tentara Indonesia melawan Sekutu dan Belanda yang ingin menguasai kembali Tanah Air. Pada 1950, Slamet Riyadi dikirim ke Maluku. Setelah operasi perlawanan selama beberapa bulan di Ambon, Slamet Riyadi gugur tertembak jelang berakhirnya operasi itu.