Siak, Gatra.com - Besok malam bakal ada pemandangan unik di kawasan Pelabuhan Lalu Lintas Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (LLASDP) di kawasan jalan Datuk Pesisir, Kelurahan Kampung Dalam, Siak Sri Indrapura, ibukota Kabupaten Siak, Riau.
Tak kurang dari 300 orang berpakaian putih-putih bakal ngumpul di sana untuk menjalani ritual bernama Ghatib Beghanyut, sebuah tradisi doa tolak bala yang dilakukan di atas Sungai Siak yang membelah daerah itu.
Para peserta tidak hanya berasal dari daerah sekitar, tapi juga dari Aceh Tamiang, Kabupaten Batu Bara dan Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara.
"Pemimpin doa dan dzikir tahun ini adalah Dr Syekh H Hasan Haitami, dari Kabupaten Rokan Hulu (Rohul)," cerita Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Siak, Fauzi Azni, kepada Gatra.com, Senin (21/10).
Adapun tata cara ritual tadi kata Fauzi, peserta akan berzikir di atas kapal dan perahu yang menghilir menuju Dermaga Belantik.
Jadi, dari 300 peserta yang ada tadi, hanya sekitar 150 orang yang naik kapal ferry, selebihnya ada yang naik perahu dan ada pula yang tinggal di pelabuhan.
Lantaran kapal ferry dan perahu sengaja hanyut begitu saja, butuh waktu sekitar 2 jam peserta baru tiba di Dermaga Belantik itu.
"Sebelum ritual dimulai, panitia (Dinas Pariwisata Kabupaten Siak) bakal menyiapkan makan malam bagi semua yang datang. Usai makan, barulah dibuka acara selayaknya kegiatan pemerintahan," ujar Fauzi.
"Mudah-mudahan besok tak hujan. Kalau hujan, acara tetap dilaksanakan, tapi tidak di atas kapal, melainkan di dalam ruangan LLASDP tadi," ujar Fauzi.
Usai beghanyut kata Fauzi, orang yang bersama kapal dan perahu tadi pulangnya berjalan kaki menuju hulu (pelabuhan LLASDP) sejauh sekitar 5-6 kilometer sambil melafazkan shalawat. Perjalanan mereka cuma diterangi obor persis tempo dulu.
"Berjalan kaki ini baru kita gelar tahun ini. Kalau ada yang enggak sanggup berjalan kami, kita sudah sediakan Bus," katanya.
Reporter: Sahril Ramadana