Jakarta, Gatra.com – Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD menjadi salah satu dari sederet nama yang mendatangi Istana Negara hari ini, Senin (21/10).
Mantan ketua MK ini datang untuk memenuhi undangan Presiden Joko Widodo dengan mengenakan kemeja putih. Mahfud digadang-gadang akan menerima satu jabatan di kabinet Jokowi untuk periode 2019-2024.
Jokowi sebelumnya juga menyampaikan setelah nantinya dilantik, dirinya akan memperkenalkan kabinetnya sehari berikutnya.
Mahfud sendiri merupakan sosok yang tidak asing dalam kancah perpoltikan dan hukum di Indonesia. Pakar hukum tata negara ini pernah menjabat berbagai jabatan dari menjadi anggota DPR, Menteri dan Ketua Mahkamah Konstitusi hingga kini menjabat Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
Sebelumnya Mahfud juga pernah menjalani sebagai pengajar atau dosen setelah dia lulus sarjana.
Mahfud lahir pada 13 Mei di Omben, Sampang, Madura. Ia lahir dari pasangan Mahmodin dan Siti Khadijah. Saat kecil, Mahfud menjalani pendidikan dasarnya di SD Negeri Waru Barat I, Pamekasan, Madura.
Selain menjalani pendidikan umum, Mahfud juga menjalani pendidikan di Madrasah Diniyah. Paginya ia belajar di SD Negeri, dan sorenya ia masuk belajar di Madrasah Diniyah.
Setelah menyelesaikan pendidikan tingkat dasar, dia melanjutkan pendidikannya di Sekolah Pendidikan Guru Agama (PGA) di Pamekasan. Mahfud melanjutkan jalur pendidikannya ke Pendidikan Hakim Islam Negeri (PHIN) di Yogyakarta. Lulus dari dari PHIN Mahfud melanjutkan pendidikannya di Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) dan diterima masuk di Sastra Arab Universitas Gajah Mada.
Selama menjadi mahasiswa, Mahfud aktif di beberapa organisasi seperti Lembaga Pers dan Himpunan Mahasiswa Islam.
Seiring berjalannya waktu, Mahfud lebih banyak mendalami Ilmu Hukum. Setelah lulus kemudian memutuskan menjadi dosen di Fakultas Hukum UII. Tidak berhenti disitu, Mahfud juga melanjutkan pendidikannya ke S2 Ilmu Politik di UGM. Selesai memperoleh gelar master, Mahfud lanjut ke S3 gelar Doktor Ilmu Hukum Tata Negara UGM.
Perjalanan Mahfud di bidang akademik kian bersinar setelah di menjadi Guru Besar bidang Politik Hukum di UII pada tahun 2000. Saat menyandang gelar Profesor usia Mahfud baru 43 tahun.
Nama Mahfud semakin dikenal setelah ia dipilih oleh Presiden RI saat itu Abdurrahman Wahid atau Gus Dur untuk mengisi salah satu pos di Kabinet Persatuan Nasional. Mahfud diberi amanah sebagai Menteri Pertahanan. Ia juga sempat merangkap sebagai Menteri Kehakiman dan HAM menggantikan Yusril Ihza Mahendra. Namun sayang pemerintahan Gus Dur tidak berlangsung lama.
Mahfud mencoba terjun ke politik praktis. Sempat bergabung dengab Partai Amanat Nasional (PAN) namun kemudian menyeberang ke Partai bentukan Gus Dur, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Mahfud pun terpilih sebagai anggota DPR periode 2004-2009.
Selepas dari DPR, Mahfud terpilih untuk menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) periode 2008-2013. Dari sini namanya semakin dikenal oleh publik terlebih saat Mahfud memimpin sidang berkaitan dengan kasus "Cicak vs Buaya", atau kasus dugaan kriminalisasi terhadap para pimpinan KPK.
Pada 2014 Mahfud terjun dalam hiruk pikuk Pemilu. Saat itu ia menjadi ketua tim pemenangan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Ia gagal membawa Prabowo menjadi presiden yang saat itu kalah oleh Joko Widodo yang berpasangan dengan Jusuf Kalla.
Meski gagal memenangkan Prabowo, nama Mahfud tidak meredup begitu saja. Ia jsutru mendapat jabatan di masa pemerintahan Jokowi dengan menjadi anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
Bahkan pada saat Pilpres 2019 namanya santer akan mendampingi Jokowi menjadi Calon Wakil Presiden. Ia juga mengaku telah melakukan persiapan untuk menghadiri pengumuman dirinya sebagai pendamping Jokowi.
Namun pada akhirnya Mahfud tidak jadi terpilih. Jokowi akhirnya maju bersama KH. Ma'ruf Amin dan kembali sukses memenangkan Pilpres 2019.
“Terus terang saya sedikit kaget bahwa saya tidak jadi dipilih. Namun setelah bertemu dengan Presiden Joko Widodo dan paham situasinya, saya memahami serta menerima keputusan itu,” ujarnya di kampus Universitas Islam Indonesia, Sleman, DI Yogyakarta, pada 2018 silam.
Pagi tadi sosok Mahfud muncul di Istana atas panggilan Presiden Joko Widodo. Ia mengakui ditawari untuk menjadi pembantu presiden dalam periode pemerintahan kali ini. Meski begitu Mahfud belum tahu dia akan ditempatkan di pos kementerian mana.
"Saya tadi dipanggil Presiden, intinya meminta bantu Presiden sebagai Menteri. Saya tidak diberi tahu menteri apa, tapi diberi tahu problem Indonesia yang sifatnya makro, mengenai politik, sosial. Yang agak dalam kita diskusi mengenai pelanggaran HAM, Hukum, yang kurang mengigit," kata Mahfud ditemui di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (21/10).
Mahfud juga memberikan bocoran pada media bahwa Jokowi akan melantik menteri-menterinya Rabu besok (23/10) besok.
"Rabu akan dilantik. Rabu pagi kumpul di sini lagi," ujarnya.