Home Gaya Hidup Goa Kreo Markas Monyet, Pesugihan, Petilasan Sunan Kalijaga

Goa Kreo Markas Monyet, Pesugihan, Petilasan Sunan Kalijaga

Semarang, Gatra.com - Ada ada saja tingkah laku wisatawan atau pengunjung Goa Kreo Semarang. Tak hanya memberikan makan pada ratusan monyet yang hidup berkeliaran di kawasan tersebut, beberapa pengunjung bahkan menjadikan tempat ini sebagai tempat ngalap berkat atau pesugihan.

"Ada ada saja memang tingkah laku pengunjung yang datang. Banyak yang minta diijinkan malam malam buat berdoa di goa, katanya mau minta penglaris atau pesugihan," cerita Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Goa Kreo Mamit Sumitra ketika ditemui Gatra.com Senin (21/10)

Padahal, katanya, pengelola Goa Kreo telah berkali kali melarang kegiatan tersebut. Sebab, saat ini Goa Kreo memang hanya difungsikan sebagai tempat wisata saja.

"Kami melarang keras kegiatan kegiatan seperti itu, baik pesugihan atau penglaris. Tidak ada di sini yang seperti itu," tegas Mamit.

Kepercayaan tersebut, jelas Mamit, berangkat dari legenda yang berkembang di masyarakat tentang napak tilas salah satu tokoh Walisongo, Sunan Kalijaga di Goa Kreo Semarang.

"Mungkin karena tempat ini dulu dijadikan tempat petilasan saat Sunan Kalijaga  mencari kayu jati untuk membangun Mesjid Agung Demak. Jadi masyarakat berfikir bisa dijadikan tempat ngalap berkah," tandasnya.

Sunan Kalijaga akhirnya membuat tiang masjid Demak dengan menggunakan sisa-sisa kayu yang disusun sedemikian rupa. Kayu-kayu itu direkatkan dengan getah damar, dan diikat dengan tali ijuk. Tiang bikinan Sunan Kalijaga ini dikenal sebagai Saka Tatal, tiang dari serpihan kayu.

9667