Beirut, Gatra.com - Perdana Menteri Lebanon Saad al-Hariri sepakat akan melakukan reformasi dengan para mitra pemerintah untuk meredakan aksi protes yang dipicu krisis ekonomi serta bertujuan untuk menggulingkan elit-elit penguasa yang terindikasi korupsi kronis.
Seperti dilansir Reuters (21/10), para pejabat mengatakan bahwa kesepakatan reformasi tercapai ketika ratusan ribu pengunjuk rasa membanjiri jalan-jalan pada hari keempat unjuk rasa kemarin pada hari Minggu. Aksi protes tersebut menandakan perbedaan besar yang terjadi selama beberapa dekade ke belakang.
Lautan orang turun ke jalan dalam aksi protes tersebut. Beberapa orang mengibarkan bendera Lebanon dan menyerukan revolusi. Situasi ini mengingatkan kembali akan protes serupa yang terjadi di semenanjung Arab dan berhasil menggulingkan empat presiden pada tahun 2011.
Sebelumnya, Hariri memberikan waktu 72 jam kepada mitra kabinetnya untuk mendukung rencana reformasi itu. Hariri juga menuduh saingan politiknya menghalangi langkah-langkah reformasi yang dapat mengucurkan bantuan dari negara-negara barat sebesar US$11 miliar untuk membantu mencegah keruntuhan ekonomi.
Keputusan reformasi juga dilakukan dengan pengurangan 50% gaji presiden, menteri dan anggota parlemen, serta ditambah pemotongan bagi lembaga dan pejabat negara. Reformasi juga mewajibkan bank sentral dan bank swasta untuk berkontribusi senilai US$3,3 miliar untuk mencapai anggaran 2020.
Termasuk rencana untuk memprivatisasi sektor telekomunikasi dan perbaikan sektor listrik yang mahal dan sistem yang berantakan, yang juga merupakan salah satu masalah terbesar pada keuangan negara yang terkuras. Sumber-sumber dari pemerintah Lebanon mengatakan bahwa kabinet Hariri akan bertemu pada Senin tepat tengah hari di istana presiden untuk menyetujui paket reformasi.