Denpasar, Gatra.com - Pesatnya perkembangan teknologi di era digital tentu harus disertai dengan peningkatan keamanan data dan informasi juga. Karena bisa dikatakan hal tersebut sangat vital. Hal ini disampaikan, Direktur Proteksi Ekonomi Digital, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Anton Setiyawan di ICC Bali Mal Bali Galeria, Jalan Bypass Ngurah Rai, Kuta, Badung, Bali, Sabtu, (19/10).
"Ya tentunya masyarakat agar dapat terus waspada dalam menggunakan digital device, serta berperilaku bijak dalam ruang siber. Berperilaku bijak di ruang siber merupakan sebuah sikap yang harus diwujudkan di kalangan masyarakat pengguna digital device dalam menyimpan data pribadi dan saat berbagi informasi," paparnya.
Ancaman siber yang nyata adalah ancaman yang menyasar pola pikir masyarakat dalam bentuk hasutan maupun ujaran kebencian melalui ruang siber.
“Serangan siber yang tidak kalah penting selain serangan pada infrastruktur kritis adalah serangan dalam bentuk konten digital di sosial media dan ruang siber yang menyasar pola pikir kita, berupa hasutan maupun ujaran kebencian. Kita tahu bahwa beberapa waktu lalu ada demo yang melibatkan siswa STM, hanya karena tagar Melawan, semua siswa (STM) turun ke jalan. Ketika diperiksa pihak Kepolisian, mereka bahkan tidak tahu demo tentang apa," ujarnya.
Selain itu juga penting agar bijak, menjaga sopan santun, toleransi, dan saling menghormati satu sama lain terutama dalam mengakses ruang siber.
“Tanggung jawab untuk menangkal hasutan maupaun ujaran kebencian justru lebih efektif jika dimulai dari diri sendiri dan kehidupan keluarga, semua pihak harus menjaga sopan santun, rasa toleransi, dan saling menghormati satu sama lain baik di dunia nyata maupun di dunia siber," ujar Anton.