Home Ekonomi Pancasilanomics, Resep Hadapi Industri 4.0

Pancasilanomics, Resep Hadapi Industri 4.0

Bogor, Gatra.com - Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), Arif Budimanta berpendapat bahwa industri 4.0 adalah suatu kemajuan peradaban yang terjadi secara global.

Arif menjelaskan era industri 4.0 berimbas pada berkurangnya lapangan kerja konvensional, namun melahirkan jenis-jenis lapangan pekerjaan baru. Untuk menghadapi hal tersebut, kebijakan ekonomi diarahkan untuk menciptakan lapangan pekerjaan melalui sumber daya lokal, bukan mengejar efisiensi semata.Namun, lapangan perkerjaan tersebut membutuhkan tenaga kerjakeahlian, keteramlilan, dan kemampuan yang tinggi.

"Ekonomi pancasila mendapatkan tempat untuk menjawab potensi ketidakadilan yang kemungkinan muncul dari sisi efisiensi dan efektivitas yang menjadi andalan utama di Indistri 4.0," jelasnya kepada awak media usai Kuliah Umum Pancasilanomics di Kampus Dramaga, Institut Pertanian Bogor, Bogor, Sabtu (19/10).

"Kluster pengembangan industrialiasi harus diarahkan kepada 4 basis kluster, agrikultur, maritim, perikanan, wisata, ekonomi kreatif. Ini adalah basis ekonomi rakyat," terangnya.

Kluster tersebut sangat cocok untuk sebagian besar angkatan kerja yang masih berpendidikan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di tengah era industri 4.0 yang padat teknologi.

Sambungnya, kluster tersebut sangat tepat dikembangkan karena Indonesia memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif dalam sumberdayanya seperti perikanan tropis dan hasil-hasil pertanian tropis.

"Pasti ada tenaga kerja yg diserap tidak sepenuhnya oleh mesin. Kalaupun ada mesin, pasti membutuhkan teknisi. Tenaga lulusan SD dan SMP harus diupskill (ditingkatkan keahliannya) melalui pendidikan vokasi," ujarnya.

Arif mengapresiasi pemerintahan Presiden Jokowi yang memiliki program wajib belajar 12 tahun dan fokus mengembangkan pendidikan vokasi.

"Saya kira nanti proyeksi 5-10 thn kedepan lapangan kerja kita lebih banyak diisi yang berpendidikan menengah, vokasi, dan universitas," pungkasnya.


 

 

Reporter : Syah Deva Ammurabi

 

433