Palembang, Gatra.com - Puluhan atlet difabel bersaing dalam olahraga internasional, Sumatera Slam Wheelchair Rugby, yang digelar di GOR Dempo Jakabaring Sport City (JSC), Palembang, Sumsel, Jumat (18/10). Ajang ini merupakan olahraga yang mirip dengan American Football namun yang ini dikhususnya untuk pata atlet difabel.
Para atlet yang mengikuti kejuaraan tersebut berasal dari tiga negara, yakni Indonesia yang mengirimkan dua tim, dua negara lainnya yakni Singapura dan Malaysia. Kegiatan tersebut berlangsung selama tiga hari mulai dari tanggal 18-20 Oktober 2019.
Ketua Panitia Sumatera Slam Wheelchair Rugby, Alex K Eddy menjelaskan, kegiatan ini bukan pertandingan resmi antar negara tapi merupakan bagian dari Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan PT Hok Tong yang bekerjasama dengan Bali Sport Foundation (BSF).
“Ini adalah CSR perusahaan, jadi yang kita undang dari Malaysia, Singapura dan Thailand serta Indonesia sendiri karena perusahaan Halcyon sendiri punya perusahaan di sana," katanya usai membuka even tersebut.
Kegiatan ini hanya diikuti oleh tiga negara yakni Malaysia, Singapura dan Indonesia dan Thailand menyatakan batal mengikuti even tersebut. “Tapi mudah-mudahan tidak mengecilkan semangat para atlet karena melihat semangat mereka agar lebih bersemangat,"katanya.
Pada perhelatan tersebut akan diperebutkan piala penghargaan. Untuk pembinaan atlet tidak hanya sebatas kegiatan namun akan dilakukan terus oleh BSF. "Sebenarnya bukan hanya cabang rugby tapi juga ada cabang lain lagi namun yang dipertandingkan disini hanya rugby dulu," katanya.
Alex mengatakan, bahwa ini adalah sesuatu yang baru di Palembang dimana melihat atlet disabilitas berolahraga dan berkompetisi dengan semangat. “Orang yang tidak sempurna raganya tidak berarti itu tidak semangat, jadi harus punya semangat," terangnya.
Dengan adanya even ini, lanjut Alex diharapkan akan muncul atlet-atlet rugby Sumsel khususnya disabilitas. Kegiatan ini dibuka oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra Pemprov Sumsel, Akhmad Najib. Ia mengapreasiasikan karena telah mengundang atlet selain Indonesia ke Palembang, Sumsel apalagi pesertanya atlet difabel.
“Dengan semangat tinggi, sportivitas yang mereka junjung menunjukkan bahwa olahraga itu bisa menyatukan namun bisa memberikan rasa kejujuran bagaimana menghargai sesama bangsa," katanya.
Kegiatan ini juga merupakan bentuk pemanfaatan aset-aset yang sudah digunakan di even sebelumnya yakni Asian Games 2018 lalu. “Semua ada disini sehingga aset ini bisa dimanfaatkan dengan baik," pungkasnya.
Reporter : Else