Jakarta, Gatra.com - Komisioner Pendidikan dan Penyuluhan Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara mengatakan, pihaknya mendorong kepolisian untuk mengerahkan kekuatan serta menyelidiki secara mendalam tragedi Wamena.
Ia menyebutkan, terjadi mobilisasi massa dari wilayah gunung yang mengelilingi kawasan Wamena, sehingga Komnas HAM meminta kepolisian mengusut asal usul mobilisasi massa ini.
"Kalau kita ke Wamena itu, kan benar-benar ada di tengah lembah, dikelilingi gunung, dan ada mobilisasi massa dari gunung ke lembah itu," kata Beka di kantornya, Jakarta, Jumat (18/10).
Lebih lanjut, Komnas HAM juga meminta pemerintah daerah setempat untuk segera memulihkan kembali layanan publik. Pasalnya, saat ini masyarakat Wamena sangat membutuhkan pelayanan kesehatan dan pendidikan.
"Selain itu, kami juga minta kepada pemkab, pemprov, dan pemerintah pusat untuk segera menyediakan layanan trauma healing. Ini saya kira sangat penting, supaya trauma tentang kekerasan, terutama pada anak-anak dan perempuan itu cepat pulih," ujarnya.
Bahkan, ia menegaskan, bertepatan dengan dilantiknya presiden dan wakil presiden periode baru, harus bisa menjadikan beberapa tragedi di Papua sebagai prioritas. Terlebih, saat ini Indonesia terpilih menjadi anggota Dewan HAM PBB periode 2020-2022.
"Ini saatnya membuktikan komitmen pemerintah untuk segera menyelesaikan persoalan Papua dengan standar HAM seperti komitmen Indonesia ketika kampanye pemilihan anggota Dewan HAM PBB," pungkasnya.