Home Ekonomi Cerita Teh Biru Devi di Sungai Berbari

Cerita Teh Biru Devi di Sungai Berbari

Siak, Gatra.com - Devi Pratiwi tak pernah menyangka bakal jadi Pemuda Pelopor Nasional 2019 versi Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan juara satu pula pada bidang pangan.

Soalnya Teh Biru yang dibikin perempuan 25 tahun ini cuma bermula dari rasa senangnya terhadap Bunga Telang (Clitoria Ternate) yang tak sengaja dia tengok di internet dua tahun lalu.

Dan jebolan Institut Pertanian Stiper Yogyakarta ini sebenarnya tak asing dengan bunga itu lantaran dia pernah menengoknya tumbuh di sekitar kos-kosannya di Yogyakarta.

"Saya jurusan Teknologi Hasil Pertanian, tamat Maret 2016," cerita Devi saat bincang-bincang dengan Gatra.com, Kamis (17/10).

Namun setelah banyak hal menarik yang dia baca dari artikel tentang Bunga Telang itu, perempuan ini menjadi penasaran.

Kemasan Teh Biru produksi Devi. (Dok. Pribadi/far)

Selain bunga ini indah, di artikel itu disebut bahwa Bunga Telang banyak manfaatnya bagi kesehatan. Salah satunya, bunga itu punya zat antioksidan.

"Gambar bunga itu sempat saya unggah di Instragram (IG). Rupanya salah seorang teman di IG itu nengok dan ngajak ketemuan. Dia ingin menunjukkan kalau bunga seperti yang aku unggah itu banyak tumbuh di jalan menuju rumahnya," cerita alumni SMPN 1 Bungaraya ini.

Singkat cerita, Devi meminta bibit bunga tadi untuk dia tanam di pekarangan rumahnya di kawasan Kampung Sungai Berbari Kecamatan Bungaraya Kabupaten Siak, Riau. "Merawat bunga itu tergolong mudah dan sangat menyenangkan," kata Devi.

Setelah sebulan ditanam, bunga itu ternyata tumbuh subur. Devi kemudian memetik sebahagian tangkai untuk dijadikan bibit.

Dan setelah 2-3 bulan, bunga-bunga yang ditanam tadi sudah berbunga dan mekar berwarna biru. "Asyik melihatnya, biru semua," katanya tertawa.

Beberapa teman kemudian diajak Devi untuk menanam tanaman itu, termasuk menanam sayuran, buah, cabe dan terong di sela tanaman bunga tadi. Devi mengajak temannya itu bercocok tanam demi memanfaatkan tanah yang kosong di pekarangan rumah.

"Saat bunga sudah mekar dan sudah siap dipetik, saya jadi kepikiran, gimana ya kalau bunga ini dijadikan minuman seduh saja, toh katanya bagus untuk kesehatan. Ada antioksidan nya," kenang Devi.

Tanpa pikir panjang, Devi langsung uji coba. Kembang-kembang biru tadi dia keringkan dan kemudian dijadikan teh seduh. Lantaran warnanya biru, Devi pun menyebutnya Teh Biru.

Teh Biru itu dia bagikan ke keluarga dan tetangga. Respon mereka bagus. Itu lantaran aroma Teh Biru tadi khas. Lambat laun, semua masyarakat kampungnya sudah merasakan Teh Biru tadi.

Respon positif itu tak disia-siakan Devi. Dia dan temannya pun membikin kelompok 'Siak Berkebun'. Tak butuh waktu lama kelompok ini dikenal dan banyak masyarakat dari luar kampung datang. Mulai sekadar menengok hingga belajar bertanam dan meminta bibit.

Biar kelompok itu lebih dikenal, Devi mendaftarkan 'Siak Berkebun' ke jejaring Indonesia Berkebun.

Dan akhirnya, pada Desember 2018, kelompok itu berkembang menjadi 8 kelompok. "Di kelompok ini, fokus kita adalah Bunga Telang. Kami pernah pamerkan juga di Pasar Rumah Pohon Siak. Adik-adik SMA pun tertarik," katanya.

Lalu sering juga Devi dan kawan-kawan ikut kegiatan kuliner dan mengisi stand pameran di beberapa iven. Mereka memperkenalkan Teh Biru itu.

"Tak terasa, masyarakat Siak hingga sejumlah kabupaten di Riau sudah mengenal Teh Biru dan kemudian memesan produk kami," ujarnya.

Belakangan, orang dari luar RIau seperti Jambi, Palembang, Sumut dan Aceh juga sudah memesan Teh Biru itu. "Kami pernah kehabisan stok lantaran banyak yang memasan," katanya.

Lebih jauh Devi cerita, Bunga Telang itu sudah berbunga pada umur 2-3 bulan. Jarak tanam 50x100 sentimeter. "Setiap hari ada saja yang mekar. 100 gram kembang basah akan menjadi 10 gram kembang kering siap seduh," rinci Devi.

Kembang kering tadi kemudian dikemas dalam kemasan 4 gram dengan banderol Rp10 ribu perbungkus. "PIRT dari Dinas Kesehatan Siak sudah ada," katanya.

Dalam seminggu kata Devi, dia dan kawan-kawan bisa menjual 100 bungkus. Ini berarti dalam sepekan mereka bisa mengantongi duit Rp1 juta.

Menengok tereboson yang dibikin Devi ini, Pemerintah Kabupaten Siak menobatkan dia sebagai Pemuda Pelopor Nasional 2019 di Siak.

Dan 28 Oktober 2019, Devi bakal terbang ke Jakarta untuk menerima penghargaan peringkat pertama di bidang pangan dari Kemenpora.

"Sebenarnya ada lima katagori. 15 orang terbaik se Indonesia terpilih. Namun yang dapat penghargaan hanya peringkat satu sampai tiga. Saya peringkat pertama di bidang pangan dan satu-satunya dari Riau. Penghargaan ini akan diberikan pada upacara Sumpah Pemuda 28 Oktober nanti di Istana Negara," katanya.


Reporter: Sahril Ramadana

1018