Jakarta, Gatra.com - Film pendek Tak Ada yang Gila di Kota Ini (No One is Crazy in This Town) karya sutradara Wregas Bhanuteja berhasil terpilih masuk program Kompetisi Internasional di Internationale Kurzfilmtage Winterthur ke-23 yang akan berlangsung di Swiss pada 5-10 November 2019. Di festival film pendek terbesar di Swiss tersebut, film ini akan bersaing dengan 35 film pendek asal berbagai negara lainnya (Perancis, Spanyol, Brazil, Cina, Lebanon, Rusia, Thailand, Vietnam, dan sebagainya).
Rutin dihelat setiap November sejak 1997, Internationale Kurzfilmtage Winterthur telah diakui sebagai festival film pendek yang penting di Swiss sekaligus festival publik yang populer, baik bagi publik Swiss maupun Eropa. Festival ini juga krusial dalam jejaring internasional industri film pendek. Festival film ini menyajikan program-program film pendek yang telah melewati proses kurasi yang cermat dan mengkontekstualisasikan tema-tema mereka pada latar budaya yang lebih luas.
"Internationale Kurzfilmtage Winterthur adalah salah satu festival film pendek internasional terbesar di Eropa. Penting bagi kami untuk menayangkan film kami di sana, khususnya untuk European Premiere, guna meluaskan cakupan penonton ke wilayah Eropa. Sebagai sutradara, bertemu penonton dan filmmaker dari Eropa bisa selalu memberikan perspektif dan ruang diskusi baru. Latar kebudayaan yang berbeda dari bangsa-bangsa di Asia selalu membuat kita berdialog akan berbagai kemungkinan estetika baru dan ide-ide cerita untuk karya-karya berikutnya," ujar Wregas dalam pernyataan yang diterima Gatra.com, Kamis (17/10).
Baca Juga: Masuk TorinoFilmLab, Film Indonesia Crocodile Tears Bersanding dengan 9 Negara Lain
Berhasil masuknya Tak Ada yang Gila di Kota Ini dalam Internationale Kurzfilmtage Winterthur ke-23 melanjutkan kiprah film pendek tersebut di sirkuit festival film dunia. Sebelumnya, pada 3-12 Oktober 2019, film produksi Rekata Studio ini juga telah berkompetisi dalam program Wide Angle di Busan International Film Festival ke-24 di Kota Busan, Korea Selatan. Di salah satu festival film terbesar di Asia itu,Tak Ada yang Gila di Kota Ini diputar untuk pertama kalinya di dunia (World Premiere).
"Bagi kami, Internationale Kurzfilmtage Winterthur ini penting karena menjadi tempat kami untuk memperkenalkan diri dan mendistribusikan film kami ke pasar film Eropa. Selain itu, kami dapat memperbesar peluang kerja sama dengan para produser, distributor, dan sales agent dari Eropa untuk project-project kami selanjutnya. Masuknya Tak Ada yang Gila di Kota Ini ke festival film ini juga menunjukkan bahwa sebagai sebuah entitas baru, Rekata Studio mampu memproduksi film pendek yang diakui salah satu festival film pendek yang penting di Eropa," jelas sang produser, Adi Ekatama.
Film pendek ini berkisah saat masa liburan telah tiba. Bos salah satu hotel besar dan berpengaruh di kota memerintahkan Marwan dan teman-temannya untuk mengangkuti semua Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang masih berkeliaran di jalan raya dan dibuang ke hutan. Sebab, sang Bos tidak ingin kehadiran mereka mengganggu para turis dan merusak wajah kota. Alih-alih membiarkan pada ODGJ ini tewas di hutan, ternyata Marwan punya rencana rahasia.
Baca Juga: Eka Kurniawan Tolak Penghargaan, Mendikbud: Itu Sukarela
Skenario film pendek ini merupakan hasil adaptasi dari cerpen berjudul sama karya sastrawan Eka Kurniawan (Cantik Itu Luka, Lelaki Harimau, O, dan Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas). Cerpen Tak Ada yang Gila di Kota Ini sendiri telah diterbitkan dalam buku Cinta Tak Ada Mati oleh Gramedia Pustaka Utama pada 2018.
Di jajaran pemain, film ini dibintangi oleh aktor-aktris ternama di Indonesia. Antara lain, Oka Antara (Sang Penari, Killers, Aruna dan Lidahnya), Sekar Sari (Siti), Pritt Timothy (Sang Kiai, Gundala), Jamaluddin Latif (Mencari Hilal, Nyai), dan Kedung Darma Romansha (Nyai, Perburuan). Adapun lokasi pengambilan gambar film pendek ini terletak di sejumlah lokasi (kota, hutan, dan pantai) di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Bakal berkompetisinya Tak Ada yang Gila di Kota Ini dalam Internationale Kurzfilmtage Winterthur menunjukkan bahwa film pendek ini dinilai juru program atau kurator festival tersebut mampu memberikan wawasan baru tentang produksi film pendek terkini dari pelbagai genre.
Baca Juga: KPAD Kota Magelang Gelar Lomba Film Pendek untuk Pelajar
Hal spesial lainnya, dalam kondisi tertentu, film pendek yang menjadi pemenang Grand Prize program Kompetisi International dan Best Swiss Film di Internationale Kurzfilmtage Winterthur dapat memenuhi syarat guna dipertimbangkan dalam seleksi nominasi pada ajang 92ndAcademy Awards atau OSCAR pada 2020 mendatang, BAFTA-Award, European Film Award, dan Swiss Film Award.
Pada penyelenggaraan tahun lalu, Internationale Kurzfilmtage Winterthur memutar 35 film dari beragam genre untuk program Kompetisi Internasional. Selama lima hari perhelatannya pada 2018, festival film ini dikunjungi 17.000 orang dan menerima 650 tamu dari kalangan industri film pendek dunia. Sementara pada 2019, festival ini total akan memutar 224 film dari seluruh dunia.
Film-film yang masuk program Kompetisi Internasional akan memperebutkan dua jenis penghargaan, yakni Grand Prize yang berhadiah CHF 12.000 (setara Rp170 juta) dan Promotional Award yang berhadiah CHF 10.000 (setara Rp142 juta). Internationale Kurzfilmtage Winterthur diselenggarakan oleh Association Internationale Kurzfilmtage Winterthur yang memiliki 50 anggota aktif.