Home Kesehatan Prevalensi Stunting di Indonesia Tahun 2019 Turun Jadi 27,67

Prevalensi Stunting di Indonesia Tahun 2019 Turun Jadi 27,67

Jakarta, Gatra.com - Berbagai upaya telah dilakukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), tidak hanya mendorong ketersediaan makanan, tetapi juga mengintervensi sampai pada tingkat keluarga untuk megubah pola hidup sehat terhadap penderita Stunting atau kekerdilan.

Survei Status Gizi Balita di Indonesia (SSGBI) tahun ini yang dilaksanakan terintegrasi dengan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang melibatkan 320.000 rumah tangga menunjukkan hasilnya, yakni prevalensi turun menjadi 27,67%.

"Di tahun 2018 lalu, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan angkanya turun jadi 30.8%. Sekarang turunnya 3.1%% jadi 27.67%. Tapi WHO tetap meminta kita di bawah 20%," kata Menteri Kesehatan RI (Menkes), Nila Moeloek saat soft launching hasil SSGBI di Kantor Kemenkes, Jakarta Selatan, Jumat (18/10).

Nila berharap, Menkes yang menggantikannya nanti dapat meneruskan penurunan prevalensi stunting yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) berada di bawah angka 20%. 

"Selama lima tahun ini Kemenkes sudah bisa menurunkan stunting sekitar 15% dan tinggal 12% lagi. Angka stunting bisa menurun dengan baik karena ada kerja sama untuk promotif dan preventif," ujarnya.

Deputi Bidang Pembangunan Manusia Kantor Wakil Presiden (Wapres), Bambang Widianto mengungkapkan, penurunan stunting ini adalah prestasi yang luar biasa. Sebab, sebelumnya Indonesia berada di garis merah atau level darurat stunting.

"Pemerintah sudah berusaha menyediakan obat untuk seluruh penduduk. Kedepannya, ini menjadi tantangan kita bersama, termasuk pemerintah di daerah untuk mengimplementasikan di lapangan," katanya.

2895

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR