Siak, Gatra.com - Meski sudah diresmikan tahun lalu persis setelah setahun Pasar Rakyat Tualang (PRT) di Kampung Perawang Kecamatan Tualang Kabupaten Siak itu rampung dibangun, sampai sekarang para pedang masih ogah berjualan di sana.
Alasannya sederhana saja. Pasar yang dibangun di atas lahan seluas 1.299 meter persegi dan menyedot duit sekitar Rp5 miliar hasil pemberian APBN itu tidak strategis dan jauh dari pasar.
Lantaran terlalu lama pedagang tak mau pindah ke sana, pasar dengan jumlah lapak 198 unit itu --- lapak basah dan kering 168 unit, dan 30 kios --- rusak sebelum ditempati.
"Gimanalah mau jualan di pasar itu. Sudahlah tak strategis, jauh pula dari keramaian. Itulah makanya saya jualan di sini, biar mudah dilihat orang. Kalaupun tempat kami ini nanti dibongkar, saya akan ikut pindah dengan catatan sudah banyaklah orang jualan di Pasar Rakyat Tualang itu. Takutnya kalau cuma saya yang jualan di sana, siapa pula yang akan membeli," ujar Irfan, salah seorang pedagang pakaian yang berjualan di trotoar Jalan KM 7 Tualang.
Irfan memprediksi, butuh waktu lama orang mau datang belanja ke Pasar Rakyat Tualang tadi. "Ini juga yang saya takutkan. Kalau di tempat sekarang, paling tidak sehelai dua helai baju adalah laku tiap hari. Nanti kalau pindah ke sana, satu pun tak laku. Mau makan apa saya," rutuknya.
Irfan mulai gamang setelah dia mendengar kabar bahwa semua Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan di trotoar jalan Kecamatan Tualang bakal ditertibkan, termasuk PKL yang sering berjualan di sekitar pasar Empat Tuah Serumpun di wilayah itu.
"Tanggal 24 ini kita akan pindahkan semuanya ke Pasar Rakyat Tualang di Kampung Perawang," kata Koordinator Pasar Kecamatan Tualang Akhyaruddin, kepada Gatra.com, Kamis (17/10).
Pegawai Disperindag Siak itu mengatakan, sejak diresmikan tahun lalu, PKL sudah diarahkan berjualan di depan pagar pasar. Ini untuk memancing pembeli dan pedagang luar datang ke situ, tapi rupanya tak ada yang mau.
"Tujuan kita awalnya untuk meramaikan saja, nanti baru dipindahkan ke Pasar Rakyat Tualang," ujarnya.
Reporter: Sahril Ramadana