Jakarta, Gatra.com- Sejumlah Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Jakarta memutuskan tidak turun ke jalan saat pelantikan Jokowi-Ma'ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024, pada 20 Oktober 2019 mendatang. Alasannya, mereka ingin menjaga kekhidmatan momen tersebut.
"Mereka tak ingin ketika demonstrasi dilakukan, justru berujung bentrokan, seperti yang sudah-sudah. Bagaimana pun juga presiden dan wakil presiden merupakan simbol negara. Pada saat pelantikan simbol negara masa kita justru melakukan tindakan anarkis, itu kan mencederai demokrasi yang telah dibangun dan akan mencoreng nama baik mahasiswa juga," kata Koordinator Sejumlah Mahasiswa Untag, Nuel, Kamis (17/10), saat acara saat Konferensi Pers Mahasiswa, di Restoran Mie Aceh Cikini, melalui rilis yang diterima Gatra.com.
Pihaknya tidak melarang mahasiswa Untag maupun lainnya berdemo. Menurutnya ada beberapa cara lain yang bisa ditempuh dalam menyuarakan aspirasi. "Untuk saat ini momentumnya sangat politis. Bukan kita melarang mahasiswa turun ke jalan untuk melakukan aksi, ujarnya.
Namun bagaimana caranya aspirasi yang kita sampaikan, berbeda dengan cara-cara mahasiswa lain. Masih banyak cara-cara mengeluarkan aspirasi-aspirasi selain turun ke jalan. Bisa melalui sikap kritis kita terhadap jalannya pemerintahan. Melalui dialog, diskusi, tulisan yang akan kita share ke publik juga," ucap Nuel.
Bukan hanya mendukung pelaksanaan pelantikan, pihaknya juga siap mengawal jalannya pemerintahan Jokowi-Ma'ruf selama lima tahun ke depan, sehingga janji kampanye pasangan itu bisa direalisasikan.
"Kita dukung aparat keamanan seperti TNI-Polri untuk mengamankan jalannya pelantikan. Kita juga kawal pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin selama lima tahun ke depan agar janji-janji yang sudah disampaikan baik prapemilu maupun pascapemilu, bisa terwujud," katanya