Jakarta, Gatra.com - Tekanan darah tinggi (hipertensi) dapat menjadi penyebab risiko kerusakan organ yang mengakibatkan kecacatan dan bahkan kematian. Salah satunya adalah kerusakan ginjal. Berdasarkan data dari Indonesian Renal Registry 2017 (IRR) menunjukkan, bahwa hipertensi menjadi penyebab utama gagal ginjal. Maka harus melakukan cuci darah (dialisis).
"Tekanan darah tinggi yang tidak terkendali dapat merusak pembuluh darah ke seluruh tubuh, termasuk pembuluh darah ginjal yang menebal dan kaku (atherosclerosis). Kondisi ini menyebabkan suplai darah ke ginjal kurang," terang Ketua Umum Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (PERHI), dr. Tunggul D. Situmorang dalam diskusi media bersama Bayer di Madame Delima, Jakarta Pusat, Kamis (17/10).
Menurutnya, tekanan darah tinggi juga bisa merusak unit penyaringan kecil di ginjal (nephron) yang mengakibatkan proses penyaringan di ginjal terganggu. Sehingga, fungsi ginjal sebagai penyaring dan pembuang racun-racun sisa metabolisme terganggu dan menumpuknya racun-racun, serta cairan di dalam darah.
"Hipertensi juga mengakibatkan komplikasi penyakit ginjal kronik. Ginjal yang sehat memegang peran penting dalam menjaga tekanan darah jangka panjang melalui mekanisme hemodinamik. Sementara, ginjal yang tidak sehat akan berkurang fungsinya menjaga tekanan darah dan berimbas pada penyakit lainnya seperti jantung," ungkapnya.
Untuk itu, bagi orang-orang yang sudah terdiagnosis dengan hipertensi dianjurkan untuk meningkatkan gaya hidup yang sehat. Menjauhi makanan yang terlalu banyak mengandung garam. Orang dengan hipertensi juga harus mengendalikan tekanan darahnya sampai normal dan tidak boleh menghentikan obat-obatan hipertensi meskipun sudah stabil.