Yogyakarta, Gatra.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD Daerah Istimewa Yogyakarta telah menyiapkan skenario penanggulangan bencana Gunung Merapi sampai lima tahun ke depan. Seluruh desa di lereng Merapi berstatus desa tangguh bencana.
“Sejak ditetapkan status waspada dengan jarak radius aman 3 kilometer dari puncak Merapi pada Mei 2018, berbagai pelatihan kewaspadaan bencana kami terapkan di kawasan terdampak,” kata Kepala BPBD DIY Biwara Yuswantana di gedung DPRD DIY, Kamis (17/10).
Dengan kondisi Merapi yang belum stabil dan kemungkinan meletus tiba-tiba, BPBD DIY telah membuat rencana antisipasi bencana dengan keadaan penuh ketidakpastikan dalam lima tahun ke depan.
Rencana ini sesuai dengan imbauan dan perkiraan dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta.
“Ada 44 desa tangguh bencana di kawasan terdampak letusan Merapi. Sepanjang tahun ini sampai lima tahun ke depan, kami fokus untuk mengaktifkan posko jaringan, termasuk melakukan sosialisasi ke masyarakat,” katanya.
Menyambut musim hujan yang diperkirakan pada November nanti, BPBD DIY akan mendukung kesiapan logistik mitigasi Merapi, seperti makanan dan bronjong untuk tanggul.
Desa tangguh bencana di kawasan Merapi juga akan dijadikan contoh bagi 88 desa di DIY yang belum ditetapkan sebagai desa tangguh bencana. DIY punya target memiliki 301 desa tangguh bencana pada 2022, sementara pada 2018 baru dibentuk 213 desa.
Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida meminta masyarakat untuk tetap menaati imbauan dan jarak aman yang ditetapkan dalam status waspada Merapi.
Dengan kondisi magma Merapi yang masih terus bekerja, kemungkinan terjadinya letusan besar setinggi 3.000 meter seperti Senin (14/10) lalu masih akan terjadi.