Home Ekonomi Wapres JK Tolak Anggapan Indonesia Alami Deindustrialisasi

Wapres JK Tolak Anggapan Indonesia Alami Deindustrialisasi

Jakarta, Gatra.com - Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menolak anggapan sebagian pihak bahwa Indonesia mengalami deindustrialisasi.

"Dari segi persentase (Produk Domestik Bruto/PDB) turun. Tapi yang lain naik. Industri turun karena naiknya mineral, pertambangan , dan kelapa sawit. Sebenarnya secara nominal industri naik," katanya dalam acara dialog dihadapan seratus ekonom di Hotel Westin, Jakarta, Kamis (17/10).

JK menganggap pertumbuhan sektor industri lebih lambat dibanbdingkan sektor lain, sehingga kontribusinya terhadap PDB turun. Padahal, izin industri banyak dikeluarkan.

Dikatakan, salah satu masalah yang menghambat industri adalah pengurusan izin. 

"OSS (Online Single Submission) memang ada, tapi baru tejadi 6 bulan lalu dikembangkan. Tapi efektivitasnya baru bisa dilihat tahun depan," katanya. 
Wapres juga melihat seringkali pengusaha sudah mendaat izin dari pusat, namun terkendala di daerah. 

"Salah satu cara memperbaiki perekonomian seperti itu (menyederhanakan proses perizinan)," katanya.

Di Acara yang sama, Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto menjelaskan pemerintah fokus pada industri berbasis sumber daya alam dan bernilai tambah seperti manufaktur. Selain itu, pendidikan vokasi juga didorong untuk mendukung kebutuhan industri.

"Program Jokowi-JK mendorong SDM (sumber daya manusia) dan fokus kepada indsutri manufaktur. Kita beri fasilitas banyak seperti tax holiday (penundaan pajak) dan super deduction tax (pengurangan pajak). Super deduction tax harus ada juknisnya (petunjuk teknis) dalam PMK (Peraturan Menteri Keuangan). Tax holiday dan vokasi (intensif pengurangan pajak 200%) sudah selesai," katanya.

Airlangga mengungkapkan apabila regulasi yang mengatur fasilitas tersebut sudah selesai, maka Kemenperin akan gencar mempromosikan potensi  industri nasional kepada investor.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik selama triwulan II tahun 2019 (Year-on-Year), pertumbuhan PDB sektor Industri hanya 3,54%, melambat dibanding triwulan I sebesar 3,86%. Angka ini dibawah pertumbuhan PDB Indonesia secara keseluruhan sebesar 5,05%. Adapun kontribusi industri terhadap PDB masih yang terbesar, yaitu 19,52%. 
 

50

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR