Jakarta, Gatra.com – Direktur Utama Allianz Life Indonesia, Joos Louwerier, mengatakan perusahaan Asuransi Allianz melakukan perluasan segmen pemasaran untuk tiga produk asuransinya meliputi produk asuransi jiwa mikro, produk asuransi kecelakaan diri, serta produk asuransi jiwa berjangka kumpulan kepada masyarakat kelompok emerging consumers (berpenghasilan menengah ke bawah) melalui Program “Tukar Sampahmu, Lindungi Dirimu” dan Program “Allianz Uang Duka”.
“Kami percaya kedua program ini bisa membantu masyarakat kelompok emerging consumers untuk memperoleh akses perlindungan asuransi dengan cara yang sangat mudah dan harga yang terjangkau,” kata Joos Louwerier, dalam jumpa pers di The Lounge XXI Kota Kasablanka, lantai 2, Jakarta Selatan, Kamis (17/10).
“Tujuan kami untuk memberikan perlindungan ke lebih banyak orang di Indonesia (to insure more people), tidak hanya fokus pada pertumbuhan premi saja,” kata Joos.
Joss yang juga Country Manager mengatakan selama ini, masyarakat di Indonesia, khususnya yang berasal dari kelompok emerging consumers masih belum menjadikan asuransi sebagai kebutuhan yang penting, padahal risiko bisa datang kapan saja dan kepada siapa saja.
Di sisi lain, lanjut Joss masyarakat Indonesia dihadapkan pada kenyataan bahwa sekitar 65 juta ton sampah yang dihasilkan di Indonesia setiap harinya, dan hanya 7 persen yang didaur ulang, sementara 69 persen berakhir di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA).
“Padahal sampah yang dihasilkan tersebut bisa memberikan nilai ekonomis untuk kita, jika dipilah dan dikelola dengan benar,” katanya.
Presiden Direktur Allianz Utama Indonesia, Peter van Zyl, mengatakan Bulan Inklusi Keuangan dan Hari Asuransi yang diperingati pada bulan Oktober 2019 ini, Allianz Indonesia terus melakukan perluasan akses perlindungan asuransi jiwa mikro Sekoci, dan perlindungan asuransi kecelakaan diri kepada masyarakat yang menjadi nasabah bank sampah.
“Program ini memungkinkan masyarakat mendapatkan perlindungan asuransi dengan cara menukarkan saldo tabungan di bank sampah. Berangkat dari kondisi masih rendahnya penetrasi asuransi dan inklusi finansial dibandingkan dengan kondisi demografi dan luas wilayah Indonesia, kami melakukan berbagai inovasi dan sinergi untuk menyediakan layanan keuangan dan akses asuransi bagi segmen masyarakat yang belum tersentuh,” katanya.
Peter mengatakan, Allianz Indonesia bekerjasama dengan mitra strategis yang menyediakan aplikasi digital MySmash untuk mendukung kegiatan operasional Bank Sampah di seluruh Indonesia dan berfungsi sebagai kanal distribusi baru untuk memberikan akses perlindungan asuransi jiwa mikro “Sekoci” bagi masyarakat yang menjadi nasabah Bank Sampah.
“Untuk asuransi kecelakaan diri, proses pendaftarannya bisa dilakukan secara manual melalui bank sampah tempat nasabah menabung sampah,” katanya.
Chief Partnership Distribution Officer Allianz Indonesia, Bianto Surodjo mengatakan Allianz Indonesia juga memperkenalkan Program “Allianz Uang Duka”, yang memberikan santunan kematian dari produk asuransi jiwa kumpulan Allianz, yang dapat diakses masyarakat warga Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW) dan tingkat kelurahan.
Diketahui, asas gotong royong dan kekeluargaan sudah menjadi tradisi untuk dijalankan oleh masyarakat warga RT, RW & tingkat kelurahan saat salah satu dari warga masyarakat mengalami musibah atau kedukaan.
“Allianz Indonesia melihat hal ini sebagai salah satu kesempatan untuk memperkenalkan akses dan produk asuransi kepada warga melalui proses pengumpulan dana yang kemudian dinamakan Program ‘Allianz Uang Duka’,” katanya.
Perluasan akses perlindungan dan produk asuransi melalui kedua program ini merupakan wujud komitmen Allianz Indonesia untuk mendukung program pemerintah dan OJK dalam meningkatkan penetrasi asuransi, literasi keuangan serta inklusi keuangan ke berbagai segmen masyarakat Indonesia.