Pati, Gatra.com - Siswa-siswi SD Negeri Slungkep 2 Kecamatan Kayen, Pati, Jawa Tengah diperkenalkan seni membatik sejak usia dini. Cara ini sebagai salah satu sarana untuk mengembangkan kreatifitas anak.
Batik yang diusung yakni batik TilaseRon, sebuah batik khas asal Desa Maitan, Kecamatan Tambakromo, Pati. Tidak seperti batik tulis maupun cetak atau cap, proses pembuatan batik ini sedikit unik dan memakan waktu yang relatif cepat.
"Kalau membatik itu sudah lama, membatik nun ini saya merubah batik dengan cara TilaseRon karena lebih mudah dan cepat prosesnya, tidak ribet hanya membutuhkan waktu dua jam saja," kata Kresno, Penggagas Inovator dan Eksekutor Batik, kepada Gatra.com, Kamis (17/10).
Dikatakannya, proses pembuatan batik TilaserRon memang relatif lebih cepat jika dibandingkan dengan batik konvensional yang membutuhkan waktu hingga satu minggu lamanya. Tahap pertama plastik ditutup dengan kain yang telah disiapkan.
Kemudian di atas kain tersebut diletakkan dedaunan yang diambil dari alam. Daun sendiri berfungsi sebagai motif untuk menghadirkan motif yang beragam bisa menggunakan daun jati, pepaya, singkong dan sebagainya.
Langkah selanjutnya, letakkan kain lagi sebagai penutup. Bahan-bahan itu selanjutnya diponding dengan menggunakan kaki, teknik ini sendiri tidak memakan waktu yang lama.
Berikutnya, proses penggodokan kain dengan menggunakan dandang. Tunggu hingga dua jam lamanya saat memasak. Setelah itu tiriskan dan bersihkan kain dengan air tawar sebagai penghalus warna. Lalu keringkan dengan cara menjemur dan langkah terakhir cuci kain hingga bersih.
Di sini anak-anak sangat senang, karena mudah prosesnya tidak ribet. Bahan pun di lingkungan sekitar bisa digunakan. Dari situ anak tidak akan kesulitan mencari bahan dalam pembuatan, tuturnya.
Meski baru menggandeng satu sekolah dasar, tetapi Kresno bakal meng-influence sekolah-sekolah lain kedepannya. Di SD Negeri Slungkep 2 Kecamatan Kayen pelatihan membatik dilakukan tiap dua kali dalam seminggu.
"Di jam Seni Budaya Ketrampilan (SBK) dan hari Sabtu biasnya. Saya memiliki misi untuk melestarikan kegiatan tempo dulu ini," jelasnya.
Diakhir percakapan, Kresno berharap batik TilaseRon tidak hanya dikenal di wilayah lereng Pegunungan Kendeng saja.
"Kalau memupuk sejak dini akan tertanam pada anak. Kami juga sering mengikuti pameran untuk mengenalkan batik ini ke luar," bebernya.