Jakarta, Gatra.com - Direktur Utama RS Jantung Harapan Kita, Dr. dr. Iwan Dakota, Sp.JP (K), MARS, FACC, FESC menyatakan kompetensi dokter jantung di Indonesia tidak kalah dengan negara di Asia. Hal tersebut terkait dengan banyaknya masyarakat Indonesia lebih memilih pengobatan jantung di luar negeri seperti Singapura dan Malaysia.
"Kalau ditanya kompetensi dokter jantung di Indonesia sebagai salah satu alasan masyarakat lebih memilih pengobatan di mancanegara dibandingkan Indoensia, saya berani bertaruh, kita tidak kalah dengan negara lain di Asia. Bahkan di RS Harapan Kita sendiri, telah menangani intervensi non-bedah jantung lebih dari 4.000 kasus per tahun," katanya saat ditemui di RS Harapan Kita, Jakarta Barat, Kamis (17/10).
Menurutnya, alasan yang membuat masyarakat memilih pengobatan di luar negeri dibandingkan Indonesia adalah dukungan dari pemerintah. Dalam hal ini adalah branding rumah sakit jantung di Indonesia ke mancanegara serta murahnya biaya dan alat kesehatan.
"Kalau dibandingin dengan Singapura, disana pemerintah dukung hingga ke promosi wisata karena pasti sebagian yang ke sana juga akan berlibur. Bila dengan masyarakat, alat kesehatan mereka semuanya zero tax dan juga ada co-branding untuk promosi pengobatan jantung. Di Malaysia bahkan dimasukkan dalam satu paket wisata misalkan empat hari jalan-jalan, satu harinya khusus untuk medical check up. Begitu," ujarnya.
Selain itu, ia mengatakan yang perlu diperbaiki dari tenaga medis di Indonesia adalah soft skill dalam hal komunikasi dan empati. Lanjutnya, sebab di mancanegara, dokter bisa meluangkan waktunya sampai 30 menit untuk pasiennya.
"Di mancanegara, dokter itu bisa meluangkan waktunya sampai setengah jam untuk menjelaskan seluruh informasi kepada pasien dan keluarga bahkan sampai hal yang belum ditanyakan. Kalau di Indonesia khususnya di rumah sakit ramai, dokter hanya bisa berbincang dengan pasien sekitar lima menit saja," tuturnya.
Selain itu, di Indonesia perlu juga ada pembenahan dalam mengingatkan pasien rawat jalan untuk melakukan medical check-up. Sebab dari mengingatkan pasien untuk medical check-up menunjukkan bentuk empati.
"Kemudian dari segi pengingat medical check-up, di mancanegara, tenaga medisnya aktif komunikasi dengan pasien untuk jadwal pemeriksaan," pungkasnya.