Bogor, Gatra.com - Kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk konsumsi yang ramah lingkungan semakin baik. Mereka yang peduli, mulai mengubah kebiasaan, misalnya, memakai botol minum sendiri saat belanja di kedai minuman, menggunakan sedotan besi atau bambu dibanding sedotan plastik hingga memilih produk yang berasal dari bahan daur ulang.
Meski skalanya masih kecil, tren perilaku konsumen tersebut diperhatikan pelaku usaha. Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), Adhi Lukman mengatakan penggunaan plastik biodegrable sebagai kemasan belum dilakukan. Sebab, sisi keamanan dan kekuatan produknya masih dalam kajian.
"Ini masih kontroversi karena ada beberapa kajian di beberapa negara, kantong biodegradable ini malah menyebabkan mikroplalistik. Karena dia kan mudah hancur," kata Adhi saat dihubungi Gatra.com, Kamis (17/10).
Opsi yang dipilih pengusaha makanan dan minuman (mamin) adalah mendaur ulang sampah plastik mereka.
"Beberapa perusahaan berinisiatif untuk mendaur ulang plastiknya jadi kemasan produk atau diproses menjadi barang kerajinan," tuturnya.
Salah satunya perusahaan yang sudah memakai bahan daur ulang untuk kemasannya adalah Danone-AQUA. Botolnya terbuat dari 25% plastik daur ulang.
"Prinsipnya kita menggunakan lebih sedikit minyak bumi untuk dimanfaatkan dalam pembuatan botol plastik," kata Marketing Manager Danone-AQUA, Jeffri Ricardo kepada Gatra.com di Pabrik AQUA Ciherang, Bogor.
Sebetulnya, Danone-AQUA punya produk terobosan yang lebih progresif melalui produk Aqualife. Produk yang diluncurkan Oktober tahun lalu itu botolnya 100% terbuat dari plastik daur ulang. Namun, harganya lebih mahal karena kapasitas produksinya belum besar. Penjualannya pun baru di Jakarta dan Bali.
"Perbedaannya bisa Rp1000 - Rp1500 perbotol. Karena masih terbatas kapasitas produksinya, baru ada di ritel yang segmennya lebih menengah ke atas," paparnya.
Jeffri mengungkapkan peluncuran Aqualife ini bukan hanya bentuk kontribusi perusahaan terhadap pelestarian lingkungan, tapi juga upaya Danone-AQUA dalam memetakan pasar.
"Kita mau tahu respon konsumen bagaimana. Saat ini cukup bagus dan kita yakin 1-2 tahun ke depan akan lebih besar produksinya," kata Jeffri.